PANDUAN CAPAIAN HASIL ASESMEN NASIONAL UNTUK SATUAN PENDIDIKAN

By IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd 09 Jun 2022, 21:00:27 WIB Sekolah Binaan
PANDUAN  CAPAIAN HASIL ASESMEN NASIONAL  UNTUK SATUAN PENDIDIKAN

Gambar : PANDUAN CAPAIAN HASIL ASESMEN NASIONAL UNTUK SATUAN PENDIDIKAN


RAPORT PENDIDIKAN

Hasil Asesmen Nasional dilaporkan pada rentang nilai 1,00 - 3,00, berbeda dari umumnya nilai ujian yang memiliki rentang 0-100.
Nilai 1,00 Seluruh aspek/subaspek dalam indikator tersebut kategori capaiannya kurang.
Nilai 3,00 Seluruh aspek/subaspek dalam indikator tersebut kategori capaiannya baik.

Memaknai nilai ini seperti memaknai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Jika seorang mahasiswa memiliki IPK 4,00 artinya seluruh mata kuliah masuk kategori sangat baik (A, nilai 4,00),
Jika seorang mahasiswa memiliki IPK 3,44 artinya masih ada nilai mata kuliah yang memiliki kategori baik (B, nilai 3,00) namun sudah ada yang memiliki kategori A.
Sebaliknya mahasiswa yang memiliki IPK 2, IO artinya sebagian besar nilai mata kuliah memiliki kategori cukup (C, nilai 2,00) namun ada yang memiliki kategori B atau A

Pada AN secara umum terdapat 3 Kategori, Kurang (nilai 1), Sedang (nilai 2) dan Baik (Nilai 3)

Contoh untuk nilai indeks kualitas pembelajaran maka artinya sebagian besar subaspek kualitas pembelajaran masuk kategori sedang namun terdapat aspek yang sudah baik.

Bagaimana cara menghitung nilai indeks literasi/numerasi?
Sepetti halnya IPK, nilai ditentukan Oleh capaian setiap mata kuliah {A, B, C, D, atau Ej dan bobot SKS mata kuliah, maka pada literas?/numerasi nilai indeks ditentukan oleh persentase murid disetiap tingkat kompetensi dan bobot Perhatikan ilustrasi berikut:

Satuan pendidikan dikategorikan sebagai mencapai kompetensi minimum jika nilai indeks Irg. Hal ini dapat dicapai apabila minimal 60% murid memiliki tingkat kompetensi cakap atau mahir.

Semangat AN adalah meningkatkan kualitas, tidak sekedar kenaikan nilai semata,

NASIL BELAJAR LITERASI DAN NUMERASI
Khusus untuk dimensi hasil belajar baik literasi dan numerasi nilai indeks menunjukkan proporsi murid pada tingkatan kompetensi literasi dan numerasi,

Jika nilai indeks literasi/numerasi 3,00 artinya seluruh murid tingkat kompetensi literasi/numerasi adalah mahir.
Jika nilai indeks literasi/nurnerasi 1,00 artinya seluruh murid tingkat kompetensi literasi./numerasi adalah perlu intervensi khusus.
Dengan melihat makna dari nilai hasil AN, suatu satuan pendidikan tidak akan naik nilai indeksnya apabila tidak ada peningkatan kategori capaian baik pada hasil belajar murid maupun indikator-indikator da?am survei lingkungan belajar.

A.1. KEMAMPUAN LITERASI

Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.

DI ATAS  KOMPETENSI  MINIMUM

MENCAPAI  KOMPETENSI  MINIMUM

DI BAWAH  KOMPETENSI  MINIMUM

JAUH DI BAWAH  KOMPETENSI

MINIMUM

Murid di sekolah  menunjukkan tingkat  literasi membaca  yang cakap dan  cukup banyak murid  berada pada level  mahir.

Sebagian besar murid  telah mencapai

batas kompetensi  minimum untuk  literasi membaca  namun perlu upaya  mendorong lebih  banyak murid  menjadi mahir.

Kurang dari 50%  murid telah mencapai  kompetensi  minimum untuk  literasi membaca.

Sebagian besar murid  belum mencapai  batas kompetensi  mininum untuk  literasi membaca

RENTANG NILAI

2,10 s.d. 3,00

1,80 s.d. 2,09

1,40 s.d. 1,79

1,00 s.d. 1.39

 

ATRIBUT SEKOLAH

MAHIR

CAKAP

DASAR

PERLU INTERVENSI  KHUSUS

Peserta didik mampu mengintegrasikan beberapa informasi lintas teks; mengevaluasi

isi, kualitas, cara penulisan suatu teks, dan bersikap reflektif terhadap isi teks.

Peserta didik mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks; mampu membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu teks.

Peserta didik mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks serta membuat interpretasi sederhana.

Peserta didik belum mampu menemukan dan mengambil

informasi eksplisit yang ada dalam teks ataupun membuat interpretasi sederhana.

 

A.1.1

kompetensi membaca teks informasi

Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi teks informasional (non-fiksi).

A.1.2

kompetensi membaca teks sastra

Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi teks fiksi.

A.1.3

Kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks (L2)

Kemampuan peserta didik dalam membandingkan dan mengontraskan ide atau informasi dalam atau antarteks, membuat kesimpulan, mengelompokkan, mengombinasikan ide dan informasi dalam teks atau antarteks informasional (non-fiksi) dan sastra.

A.1.4

kompetensi mengevaluasi dan merefleksi isi teks (L3)

Kemampuan peserta didik dalam menganalisis, memprediksi, dan menilai konten, bahasa, dan unsur-unsur dalam teks informasional (non-fiksi) dan sastra.

 

A.2 KEMAMPUAN NUMERASI

Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

 

ATRIBUT SEKOLAH

DI ATAS  KOMPETENSI  MINIMUM

MENCAPAI  KOMPETENSI  MINIMUM

DI BAWAH  KOMPETENSI  MINIMUM

JAUH DI BAWAH  KOMPETENSI

MINIMUM

Murid di sekolah  menunjukkan tingkat  numerasi yang cakap  dan cukup banyak  murid berada pada  level mahir.

Sebagian besar murid  telah mencapai batas  kompetensi minimum  untuk numerasi  namun perlu upaya  mendorong lebih  banyak murid  menjadi mahir.

Kurang dari 50%  murid telah mencapai  kompetensi  minimum untuk  numerasi.

Sebagian besar murid  belum mencapai  batas kompetensi  mininum untuk  numerasi.

RENTANG NILAI

2,10 s.d. 3,00

1,80 s.d. 2,09

1,40 s.d. 1,79

1,00 s.d. 1.39

 

ATRIBUT MURID

MAHIR

CAKAP

DASAR

PERLU INTERVENSI  KHUSUS

Peserta didik mampu  bernalar untuk  menyelesaikan  masalah kompleks  serta nonrutin  berdasarkan konsep  matematika yang  dimilikinya.

Peserta didik mampu  mengaplikasikan  pengetahuan  matematika yang  dimiliki dalam  konteks yang lebih  beragam.

Peserta didik memiliki  keterampilan

dasar matematika:  komputasi dasar  dalam bentuk  persamaan langsung,  konsep dasar

terkait geometri  dan statistika, serta  menyelesaikan

masalah matematika  sederhana yang rutin.

Peserta didik  hanya memiliki  pengetahuan  matematika yang

terbatas (penguasaan  konsep yang parsial  dan keterampilan  komputasi yang  terbatas).

 

A.2.1

Kompetensi pada domain bilangan

Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten bilangan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

A.2.2

Kompetensi pada domain Aljabar

Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten aljabar untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

A.2.3

Kompetensi pada domain Geometri

Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten geometri untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

A.2.4

Kompetensi pada domain Data dan Ketidakpastian

Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten data dan ketidakpastian untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

A.2.5

Kompetensi mengetahui (L1)

Kemampuan peserta didik memahami fakta, proses, konsep, dan prosedur.

A.2.6

Kompetensi menerapkan (L2)

Kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta-fakta, relasi, proses, konsep, prosedur, dan metode pada konten bilangan dengan konteks situasi nyata untuk menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan.

A.2.7

Kompetensi menalar (L3)

Kemampuan peserta didik menganalisis data dan informasi, membuat kesimpulan, dan memperluas pemahaman dalam situasi baru, meliputi situasi yang tidak diketahui sebelumnya atau konteks yang lebih kompleks.

 

A.3 KARAKTER

Tingkat karakter pelajar pancasila yang bersifat holistik mencakup komponen pengetahuan, afektif, keterampilan, dan perwujudan dalam perilaku.

 

ATRIBUT SEKOLAH

MEMBUDAYA

BERKEMBANG

PERLU

DIKEMBANGKAN

BELUM

TERINTERNALISASI

Murid secara proaktif  dan konsisten  menerapkan nilai-  nilai karakter pelajar  pancasila yang  berakhlak mulia,  bergotong royong,  mandiri, kreatif dan  bernalar kritis serta  berkebinekaan global  dalam kehidupan  sehari hari.

Murid terbiasa  menerapkan nilai-  nilai karakter pelajar  pancasila yang  berakhlak mulia,  bergotong royong,  mandiri, kreatif dan  bernalar kritis serta  berkebinekaan global  dalam kehidupan  sehari hari.

Murid telah menyadari  pentingnya nilai-

nilai karakter pelajar  pancasila yang  berakhlak mulia,  bergotong royong,  mandiri, kreatif dan  bernalar kritis serta  berkebinekaan global,  namun masih perlu  dukungan untuk  menerapkannya  dalam kehidupan  sehari-hari.

Murid belum memiliki  kesadaran akan  pentingnya nilai-

nilai karakter pelajar  pancasila yang  berakhlak mulia,  bergotong royong,  mandiri, kreatif

dan bernalar kritis  serta berkebinekaan  global.

RENTANG NILAI

2,26 s.d. 3,00

2,01 s.d. 2.25

1,85 s.d. 2,00

1,00 s.d. 1,84

 

INDIKATOR

Rentang NIlaI

A.3.1

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

 

Karakter murid yang berkaitan dengan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.

MEMBUDAYA

Murid secara proaktif dan konsisten telah menerapkan perilaku yang menunjukkan berakhlak baik pada sesama manusia, alam, dan negara.

2,26 s.d. 3,00

BERKEMBANG

Murid memiliki kesadaran akan pentingnya berakhlak baik pada sesama manusia, alam, dan negara, serta sudah menerapkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

1,85 s.d. 2,25

PERLU DITINGKATKAN

Murid menyadari pentingnya berakhlak baik pada sesama manusia, alam, dan negara, namun belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1,00 s.d. 1,84

 

INDIKATOR

Rentang NIlaI

A.3.2

GOTONG ROYONG

 

Kesediaan dan  pengalaman  berkontribusi  dalam kegiatan  yang bertujuan

memperbaiki kondisi  lingkungan fisik dan  lingkungan sosial.

MEMBUDAYA

Murid telah mengimplementasikan dan menggerakkan  aktivitas terkait kegiatan yang bertujuan memperbaiki  kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial secara  proaktif serta konsisten.

2,26 s.d. 3,00

BERKEMBANG

Murid memiliki kesediaan dan kemauan  berkontribusi dalam kegiatan yang bertujuan  memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan sosial,  serta sudah diimplementasikan dengan baik dalam  kehidupan sehari-hari.

1,85 s.d. 2,25

PERLU DITINGKATKAN

Murid menyadari pentingnya kontribusi dalam  kegiatan yang bertujuan memperbaiki kondisi  lingkungan fisik dan sosial, namun belum  sepenuhnya diimplementasikan dalam kehidupan  sehari-hari.

1,00 s.d. 1,84

 

INDIKATOR

Rentang NIlaI

A.3.3

KREATIVITAS

 

Kesenangan dan pengalaman untuk menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang baru dan berbeda.

MEMBUDAYA

Murid telah mengimplementasikan dan  menggerakkan aktivitas terkait kegiatan yang  menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang  baru dan berbeda secara rutin serta konsisten.

2,26 s.d. 3,00

BERKEMBANG

Murid memiliki kesenangan dan pengalaman untuk  menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang  baru dan berbeda, serta sudah diimplementasikan  secara optimal.

1,85 s.d. 2,25

PERLU DITINGKATKAN

Murid memiliki kesenangan dan pengalaman untuk  menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya  yang baru dan berbeda, namun belum sepenuhnya  diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1,00 s.d. 1,84

 

INDIKATOR

Rentang NIlaI

A.3.4

NALAR KRITIS

 

Kemauan dan  kebiasaan membuat  keputusan yang etis berdasarkan  analisis logis dan pertimbangan yang  objektif atas beragam  bukti dan perspektif.

MEMBUDAYA

Murid secara rutin dan konsisten telah menelusuri,  menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta  bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat.

2,26 s.d. 3,00

BERKEMBANG

Murid terbiasa untuk menelusuri, menganalisis, dan  mengevaluasi informasi, serta bertanggung jawab  terhadap keputusan yang dibuat.

1,85 s.d. 2,25

PERLU DITINGKATKAN

Murid menyadari pentingnya menelusuri,  menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta  bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat,  namun belum sepenuhnya diimplementasikan dalam  kehidupan sehari-hari.

1,00 s.d. 1,84

 

INDIKATOR

Rentang NIlaI

A.3.5

KEBINEKAAN GLOBAL

 

Ketertarikan terhadap  keragaman di berbagai negara serta  memiliki kepedulian  terhadap isu-isu  global.

MEMBUDAYA

Murid secara rutin dan konsisten menunjukkan  ketertarikan terhadap keragaman di berbagai negara  serta peduli terhadap isu-isu global.

2,26 s.d. 3,00

BERKEMBANG

Murid memiliki ketertarikan terhadap keragaman  di berbagai negara serta memiliki kepedulian terhadap isu-isu global, dan sudah diterapkan dalam  kehidupan sehari-hari.

1,85 s.d. 2,25

PERLU DITINGKATKAN

Murid menyadari adanya ketertarikan terhadap  keragaman di berbagai negara serta pentingnya  kepedulian terhadap isu-isu global, namun belum  sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1,00 s.d. 1,84

 

INDIKATOR

Rentang NIlaI

A.3.6

KEMANDIRIAN

 

Kemauan dan  kebiasaan mengelola  pikiran, perasaan,  dan tindakan untuk  mencapai tujuan  belajar dalam  berbagai konteks.

MEMBUDAYA

Murid secara rutin dan konsisten mampu mengelola  pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai  tujuan belajar.

2,26 s.d. 3,00

BERKEMBANG

Murid terbiasa mengelola pikiran, perasaan, dan  tindakan untuk mencapai tujuan belajar dalam  kehidupan sehari-hari.

1,85 s.d. 2,25

PERLU DITINGKATKAN

Murid menyadari pentingnya mengelola pikiran,  perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan belajar, namun belum sepenuhnya  diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1,00 s.d. 1,84

 

B.1 KESENJANGAN LITERASI

Kesenjangan nilai literasi murid terdiri dari: kesenjangan antar kelompok gender; kesenjangan antar kelompok sosial ekonomi status; dan kesenjangan antar kelompok wilayah.

 

TIDAK ADA KESENJANGAN

ADA KESENJANGAN

KESENJANGAN SANGAT TINGGI

Tidak ada perbedaan  capaian literasi baik berdasar  kelompok gender, kelompok

sosial ekonomi maupun antar  wilayah urban dan rural.

Ada perbedaan capaian  literasi baik berdasar  kelompok gender,  kelompok sosial ekonomi  maupun antar wilayah  urban dan rural.

Ada perbedaan sangat tinggi pada  capaian literasi baik berdasar  kelompok gender, kelompok  sosial ekonomi maupun antar  wilayah urban dan rural.

RENTANG NILAI

2,26 s.d. 3,00

1,85 s.d. 2,25

1,00 s.d. 1,84

 

B.1.1

KESENJANGAN LITERASI  ANTAR KELOMPOK

GENDER

 

Kesenjangan nilai  literasi murid antar  kelompok gender.

TIDAK ADA PERBEDAAN

Tidak ada perbedaan capaian literasi murid Laki-Laki dengan murid  Perempuan.

ADA PERBEDAAN

Terdapat perbedaan antara capaian literasi murid Laki-Laki dengan  murid Perempuan.

SANGAT BERBEDA

Ada perbedaan sangat tinggi antara capaian literasi murid Laki-Laki  dengan murid Perempuan.

B.1.2

KESENJANGAN LITERASI  BERDASARKAN STATUS  SOSIAL EKONOMI

 

Kesenjangan nilai  literasi murid antar  kelompok sosial  ekonomi status.

TIDAK ADA PERBEDAAN

Tidak ada perbedaan capaian literasi murid antar kelompok sosial  ekonomi status.

ADA PERBEDAAN

Terdapat perbedaan antara capaian literasi murid antar kelompok sosial  ekonomi status.

SANGAT BERBEDA

Ada perbedaan sangat tinggi antara capaian literasi murid antar  kelompok sosial ekonomi status.

B.1.3

KESENJANGAN LITERASI  ANTAR WILAYAH

Kesenjangan nilai  literasi murid antar  kelompok wilayah.

TIDAK ADA PERBEDAAN

Tidak ada perbedaan capaian literasi murid di wilayah urban dengan  wilayah rural.

ADA PERBEDAAN

Terdapat perbedaan antara capaian literasi murid di wilayah urban  dengan wilayah rural.

SANGAT BERBEDA

Ada perbedaan sangat tinggi antara capaian literasi murid di wilayah  urban dengan wilayah rural.

 

Selengkapnya Buku Panduan Capaian Hasil Asesmen Nasional untuk Satuan Pendidikan dapat di UNDUH DISINI

Buku Panduan Penggunaan Rapor Pendidikan untuk Satuan Pendidikan dapat di UNDUH DISINI

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment