Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 Tahun 2022
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

By IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd 11 Des 2022, 13:22:46 WIB Sekolah Binaan
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 Tahun 2022

Gambar : Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 Tahun 2022


A. Latar Belakang

Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas menganalisis Kompetensi Dasar dan cara mencapai Kompetensi Dasar tersebut sebagai tujuan pembelajaran. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian Kompetensi Dasar. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus, di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.

Dalam Kurikulum 2013, Pemerintah menetapkan Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar (KI/KD) yang menjadi rujukan utama dalam pengembangan rancangan pembelajaran, khususnya untuk kegiatan intrakurikuler1.

Panduan ini memfasilitasi proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis Kompetensi Dasar, merumuskan tujuan pembelajaran secara mandiri dan menyusun alur tujuan pembelajaran bagi sekolah yang memilih untuk melakukannya, mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang terdiferensiasi, serta mengembangkan asesmen pada awal dan akhir pembelajaran yang dikemas dalam dokumen perencanaan pembelajaran. Perencanaan serta pelaksanaan asesmen dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil penilaian atau asesmen. Panduan Pembelajaran dan Asesmen difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen intrakurikuler.

B. Sasaran Pengguna

  • Pendidik, panduan pembelajaran dan asesmen ini digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan pembelajaran.
  • Kepala sekolah, panduan ini dapat menjadi acuan atas fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader). Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah menginspirasi para pendidik untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam menciptakan perubahan yang dimulai dari dalam kelas.
  • Pengawas diharapkan berperan mendampingi kepala sekolah. Pengawas bersama kepala sekolah mendiskusikandan merefleksikan proses pembelajaran (tidak hanya terfokus pada administrasi), serta memberikan inspirasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran dan asesmen dari sekolah lain. Pengawas juga dapat melakukan pendampingan kepada kepala sekolah dan pendidik yang memerlukan konsultasi, dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam pembelajaran. 
  • Komunitas belajar (MGMP, KKG, Guru Penggerak, dll), panduan ini dapat berguna untuk bahan diskusi, memantik berbagai ide dalam pembelajaran, dll.

C. Cara Menggunakan Panduan

Satuan pendidikan dan pendidik diberikan kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.

Dalam penggunaannya, panduan ini perlu memperhatikan beberapa regulasi, antara lain sebagai berikut.

  • Standar Proses dan Standar Penilaian Pendidikan yang berlaku
  • Pedoman Pembelajaran Kurikulum 2013
  • Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran pada Kurikulum 2013

Prinsip Pembelajaran

Prinsip Pembelajaran

Contoh Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran

a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

  • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/atau metode lainnya yang sesuai. Pada satuan PAUD, pendidik dapat mencari informasi melalui dialog/diskusi dengan orang tua.
  • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
  • Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
  • Pendidik pada pendidikan khusus melakukan layanan intervensi dini berupa program kebutuhan khusus untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran.

b. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat;

  • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan.
  • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
  • Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam.
  • Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
  • Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
  • Pendidik, selain di jenjang PAUD, memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
  • Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

c.   Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;

  • Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi untuk membantu peserta didik mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi untuk mewujudkan peserta didik yang berkarakter.
  • Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik. Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi).

d. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;

  • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
  • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
  • Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
  • Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik.
  • Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multi bahasa berbasis bahasa ibu, terutama bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal.
  • Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan.
  • Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajan project based learning (PjBL). Pembelajaran berbasis proyek berdasarkan kebutuhan duni kerja dapat melakukan melalui koridor Teaching Factory (TeFa).
  • Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran project based learning (PjBL) di mana peserta didik dapat memperolah pesanan dari industri maupun projek mandiri yang menghasilkan produk kreatif/jasa berstandar industri yang berasas kebermanfaatan dan bernilai jual. Peserta didik dapat mengerjakan, baik secara individual maupun kelompok.
  • Pada Pendidikan Khusus, pendidik dapat melaksanakan program magang untuk memperoleh pengalaman nyata pada dunia kerja yang relevan dengan Standar Kompetensi Kerja Khusus Penyandang Disabilitas (SK3PD).
  • Pada Pendidikan Kesetaraan, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar tatap muka, tutorial, dan kegiatan mandiri, atau kombinasi proporsional dari ketiganya.

e. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

  • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang
  • menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy), dsb.
  • Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi- solusi permasalahan pada kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tahapan belajarnya.

Prinsip Asesmen

Prinsip Asesmen

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

a. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,

fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

  • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik.
  • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan ke depannya.
  • Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh.
  • Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman.
  • Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen.
  • Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun.
  • Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
  • Pada SMK, pendidik bekerja sama dengan mitra dunia kerja merancang asesmen berdasarkan standar dunia kerja yang menjadi acuan pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi peserta didik.
  • Pendidik pada pendidikan khusus melakukan identifikasi dan asesmen awal yang meliputi aspek- aspek perkembangan untuk dijadikan dasar dalam pembuatan program pembelajaran.

b. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

  • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran.
  • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sedangkan hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

c.   Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar serta menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran selanjutnya;

  • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
  • Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya kepada peserta didik sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
  • Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang selaras dan sesuai dengan tujuan asesmen.
  • Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran.

d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif dan memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;

  • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, dengan mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama orang tua.

e.  Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

  • Pendidik menganalisis dan melakukan refleksi hasil asesmen.
  • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
  • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama orang tua.

Selengkapnya  Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 Tahun 2022

UNDUH DISINI 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment