PENYUSUNAN REKOMENDASI HASIL VISITASI AKREDITASI 2021
ALUR PENYUSUNAN REKOMENDASI HASIL VISITASI AKREDITASI 2021

By IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd 07 Agu 2021, 20:36:18 WIB AKREDITASI
PENYUSUNAN REKOMENDASI HASIL VISITASI AKREDITASI 2021

Penyusunan Rekomendasi

  • Rekomendasi dibuat bersama antara asesor 1 dan asesor 2 (walaupun saat memberikan skor masing-masing).
  • Rekomendasi dibuat setelah penilaian selesai, sehingga asesor mendapatkan gambaran utuh apa yang terjadi di sekolah.
  • Asesor harus melakukan analisis secara cross cutting antar komponen untuk menemukan sumber masalah.

Cara Melakukan Cross Cutting 

  1. Membaca data capaian kinerja per butir untuk setiap komponen secara berurutan dimulai dari komponen mutu lulusan, proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah/madrasah.
  2. Mengidentifikasi level capaian kinerja yang belum mencapai level 4 pada sub komponen dari setiap komponen.
  3. Memberi tanda capaian kinerja pada butir yang paling rendah kemudian di cross cek korelasinya dengan sub komponen lain dari komponen yang sama maupun yang berbeda.
  4. Menuliskan kesimpulan dari korelasi antara sub komponen.

CONTOH CAUSAL LOOP

  1. Faktor (X-1 s.d AA-2) biasanya diambil dari butir dg skor rendah, dg makna kurang baik.
  2. Anak panah menunjukkan hubungan sebab akibat antar faktor (butir). Faktor tsb dapat dalam satu komponen tetapi juga atar komponen, sehingga harus dilakukan cross cutting analysis.
  3. Hubungan sebab-akibat tsb dihasilkan dari analisis asesor berdasarkan teori yang valid.à Lazimnya didasarkan pd penerapan system thinking à Bagi yg ingin lebih dalam dapat dilacak di buku “Seeing the forest for the tree: A Manager Guide to Applying System Thinking” oleh Dennis Sherwood.
  4. Biasanya akan ditemukan crucial factor, yaitu faktor yang menjadi causa prima mengapa semua itu terjadi, sehingga faktor itu yang harus segera diatasi. Dalam contoh tsb Butir AA-2.  Bukan berarti yg lain dibiarkan, tetapi butir itu yg harus mendapat perhatian segera diatasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi yang Baik

  • Dapat mengatasi masalah yang terjadi.
  • Dapat dilaksanakan dengan kondisi sekolah saat itu (doable).
  • Efektif dan efisien.
  • Tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Hanya asesor profesional dapat membuat rekomendasi baik

  •  Diperlukan asesor yang faham betul persekolahan, sehingga dapat menemukan faktor yg punya daya ungkit tinggi, sederhana, murah tetapi berdampak signifikan thd mutu sekolah.
  • Dapat berpikir organisasi sekolah sbg sebuah sistem.
  • Tidak sekedar berpikir linier, tetapi menemukan faktor kunci dibalik simptom yang tampak.

Ciri Rekomendasi Kinerja (Suyanto, 20)

Mempengaruhi

  • Memberikan alasan dengan dasar yang rasional   (WHY necessary)

      - Regulasi (PP, Permen, dll)

      - Teori (Angela Lee, Howard Gardner)

      - Filosofi (Pancasila, teamwork, dll)

Mengarahkan

  • Menggambarkan kondisi seperti apa yang harus dicapai (WHAT)
  •     semua guru harus mendapatkan pelatihan tentang metode mengajar 40 jam tiap tahun.
  •     PKL harus sesuai dengan bidang keahlian siswa  dan dilakukan selama 1 semester.
  •     setiap siswa SLB X harus memiliki PPI yang dibuat  berdasarkan asesmen.

Menggerakkan

  • Menyarankan bentuk kegiatan atau bagaimana Tindakan dilakukan (HOW)

Memberdayakan

Menyebutkan siapa saja yang harus terlibat dalam tindakan tersebut (WHO)

  • Guru
  • Tenaga Pendidikan
  • Siswa
  • Orang tua

Let’s practice!

Sekolah/madrasah membuat Tata Tertib/ Kode Etik yang wajib dipatuhi oleh semua warga sekolah secara “Bottom-up” (menggerakkan), yaitu dengan melibatkan semua unsur mulai dari murid, guru, karyawan dan juga dari komite sekolah (memberdayakan). Beri kesempatan yang sama untuk mengutarakan keinginan berkenaan dengan suasana sekolah/madrasah yaitu keamanan, ketenangan, keindahan, kebersamaan, kehidupan beragama serta keberhasilan siswa yang diinginkan. Buat daftar apa yang harus dilakukan dan apa yang TIDAK harus dilakukan sehingga dapat dirumuskan satu peraturan tata tertib. Rumuskan bersama juga tentang “konsekuensi/sanksi” terhadap pelanggaran. Dengan demikian setiap warga sekolah akan bertanggung jawab untuk berperan serta menciptakan suasana kehidupan yang berbudaya (mengarahkan) baik di sekolah maupun di masyarakat. Pendidikan karakter yang baik tidak bisa hanya diretorikakan melainkan harus diteladankan (mempengaruhi). Oleh karenanya setiap warga sekolah harus menjadi guru atau orang yang patut ditiru perilakunya.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment