KOMPETENSI COACHING UNTUK PENGAWAS SEKOLAH
COACHING

By IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd 21 Jun 2023, 21:22:01 WIB Tupoksi Pengawas Sekolah
KOMPETENSI COACHING UNTUK PENGAWAS SEKOLAH

Gambar : KOMPETENSI COACHING UNTUK PENGAWAS SEKOLAH


Definisi Coaching

Coaching adalah Kemitraan dengan individu dalam suatu proses kreatif, dengan tujuan memaksimalkan potensi pribadi dan profesionalnya

Coaching adalah proses di mana seorang coach bekerja dengan coachee untuk membantu mereka mencapai tujuan pribadi atau profesional mereka. Fokusnya adalah pada pengembangan diri, meningkatkan keterampilan, dan mencapai potensi maksimal. 2. Konseling: Konseling adalah proses di mana seorang konselor membantu individu dalam mengatasi masalah, tantangan emosional, atau mental yang mempengaruhi kesejahteraan mereka.

Sejarah Coaching

Tahun 1500 Kereta kuda dari desa Kocs (Hungaria); Menginovasi kereta dengan keahlian pandai besi

Tahun 1830 Oxford University; Orang yang membimbing siswa untuk lulus

Tahun 1860 Dunia Olah Raga; Menjadi manager klub olah raga

Tahun 1960 Human Development; Digunakan dalam gerakan Human Development

1995 ICF lahir; Definisi coaching sesuai ICF lahir

Coaching dan Pendekatan Lain

Kapan dan bagaimana kita menggunakan masing-masing pendekatan

 

Coaching

Mentoring

Fasilitasi

Training

Konseling

Tujuan

  • Memaksimalkan Potensi
  • Menimbulkan Kesadaran Baru
  • Transfer pengetahuan & keterampilan
  • Mendapatkan kejelasan
  • Mengajari pengetahuan
  • Memecahkan masalah emosi/psikologis

Sifat Komunikasi

  • Dua arah
  • Biasanya satu arah
  • Dua arah
  • Satu arah
  • Dua arah

Individu atau Kelompok

  • Individu
  • Kelompok kecil
  • Individu
  • Kelompok kecil
  • Kelompok besar
  • Kelompok
  • Individu

Penentu Topik

  • Coachee
  • Mentor
  • Peserta
  • Trainer
  • Konselee

Keahlian terkait topik

  • Tidak perlu
  • Harus
  • Tidak Perlu
  • Harus
  • Harus

Frekuensi

  • Rutin, lebih dari 1
  • Rutin, lebih dari 1
  • Satu kali
  • Satu kali
  • Rutin, lebih dari 1

Fasilitasi

  • Gunakan untuk memetakan/memahami suatu situasi
  • Fasilitator memastikan proses sesuai tujuan fasilitasi berjalan dengan benar (misalnya mengambil keputusan, menyelesaikan konflik, membuat rencana tindakan
  • Dilakukan untuk grup (lebih dari 10 orang)

Mentoring

  • Gunakan untuk mengajarkan keterampilan tertentu
  • Gunakan untuk mengajarkan pemahaman yang benar tentang sesuatu
  • Dilakukan secara one on one
  • Berlangsung dalam periode tertentu (tidak 1 kali) Mentor harus ahli di bidangnya

Konseling

  • Digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait emosi/psikologis
  • Seringkali perlu mundur ke masa lalu dalam percakapannya
  • Melibatkan terapi atau tindakan remedial
  • Biasanya untuk individu

Coaching Gunakan untuk :

  • membuat orang mengembangkan potensinya
  • membuat strategi ke masa depan
  • mengeksplorasi situasi yang sama sekali baru atau rumit
  • mendorong perubahan paradigma berpikir dan/atau perilaku

Siapa Perlu Apa?

  • Dalam mengembangkan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah bisa berperan sebagai trainer, fasilitator, mentor, coach, motivator, atau peran lainnya (ingat peran pengawas)
  • Mulailah dengan berperan sebagai coach terlebih dahulu (prinsip kemitraan)
  • Amati kebutuhan Kepala Sekolah Anda
  • Identifikasi metode pengembangan diri yang mana yang paling sesuai untuk mereka

Proses Coaching

Proses menghantarkan seseorang dari tempat dia berada saat ini ke tempat lain yang menjadi tujuannya

Makna Definisi Coaching (Prinsip)

Bermitra

Seorang coach harus membangun rasa  setara, tidak lebih  tinggi/rendah  dibandingkan  coachee-nya

Kemitraan ditunjukkan  juga dengan mengedepankan  tujuan coachee

 

 

Proses Kreatif

Proses kreatif  dilakukan melalui  percakapan, yang  memicu proses  berpikir coachee

Percakapan dilakukan  untuk memetakan,  menggali situasinya,  dan nantinya  menghasilkan ide-ide 

Percakapan dilakukan  dalam bentuk  komunikasi 2 arah

 

Memaksimalkan Potensi

Percakapan coaching harus diakhiri dengan suatu rencana tindak  lanjut yang diputuslan oleh coachee, yang paling mungkin dilakukan  dan paling besar kemungkinan berhasilnya.

Makna Definisi Coaching (Prinsip)

Makna Definisi Coaching (Prinsip)

Bermitra

Proses Kreatif

Memaksimalkan Potensi

  • Seorang coach harus  membangun rasa setara,  tidak lebih tinggi/rendah  dibandingkan coachee-nya
  • Kemitraan ditunjukkan  dengan mengedepankan tujuan coachee
  • Proses kreatif dilakukan  melalui percakapan yang  memicu berpikir coachee
  • Percakapan dilakukan  untuk  memetakan situasinya, dan  nantinya menghasilkan  pemikiran atau ide-ide baru
  • Percakapan dilakukan dua  arah
  • Percakapan coaching harus  diakhiri dengan suatu  rencana tindak lanjut yang  diputuskan oleh coachee,  yang paling mungkin  dilakukan dan paling besar  kemungkinan berhasilnya

Paradigma  Berpikir Coaching

1.  Fokus Pada Coachee

  • Coach memusatkan perhatian pada orang yang  dicoachingnya, bukan pada "topik" yang  dibawanya dalam percakapan.
  • Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa pun  yang dibawa oleh coachee, dapat membawa  kemajuan pada coachee, sesuai keinginan  coachee.

2. Bersikap Terbuka

  • Coach memiliki pikiran yang terbuka terhadap  pemikiran-pemikiran coachee
  • Ditandai dengan minimnya pelabelan atau  analisa tentang baik/buruk atau benar/salahnya  pemikiran tersebut
  • Ditandai juga dengan kemampuan menerima  pemikiran dengan tenang, dan tidak menjadi  emosional

3. Bersikap Ingin Tahu  Lebih Banyak

  • Seorang coach memelihara rasa ingin tahu  (curiosity) yang besar terhadap apa yang  membuat coacheenya memiliki  pemikiran/pendapat/perasaan tertentu

4. Memiliki Kesadaran  Diri yang Kuat

  • Kesadaran diri yang kuat membantu coach untuk  bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi  selama pembicaraan
  • Juga mampu menangkap adanya emosi/energi  yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik  dari dalam diri maupun dari coachee

5. Mampu Melihat  Peluang Baru  & Masa Depan

  • Coach harus mampu melihat peluang  perkembangan yang ada dan juga bisa  membawa coachee melihat masa depan

Miliki paradigma berpikir coaching dan selalu  pegang prinsip coaching, pada saat berkomunikasi  dengan Kepala Sekolah atau siapa saja

Kompetensi Coaching

1. PRESENCE

  • Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee  kita.
  • Badan - pikiran - hati selaras saat sedang  melakukan percakapan dengan coachee
  • Ini bagian dari Kesadaran Diri
  • Ini membantu munculnya paradigma berpikir  dan kompetensi yang lain
  • Bersikap terbuka
  • Bersikap sabar
  • Bersikap ingin tahu lebih banyak

2. MENDENGARKAN AKTIF

adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang  dikatakan oleh lawan bicara dan memahami  keseluruhan makna yang tidak terucapkan.

3 ALASAN TIDAK BISA MENDENGARKAN

  • Asumsi - sudah mempunyai anggapan  tertentu tentang suatu situasi
  • Judgment/Melabel -memberi label pada  seseorang dalam situasi tertentu
  • Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman  pribadi

4. MENGAJUKAN  PERTANYAN BERBOBOT

  • Pertanyaan lahir dari mendengarkan
  • Berbentuk pertanyaan terbuka
  • Membuat coachee merenung, menggali,  mengingat, mengaitkan
  • Diajukan pada saat yang tepat
  • Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan kata  APA - BAGAIMANA - SEBERAPA.
  • Tidak menggunakan kata KENAPA atau  MENGAPA
  • Bukan pertanyaan TERTUTUP: Apakah,  Sudahkah, Apa sudah, pertanyaan yang dijawab  dengan Ya atau Tidak

5. MENDENGARKAN &  BERTANYA DENGAN  RASA

R - receive

A - acknowledge 

S - summarize  

A - ask

RECEIVE

Mendengarkan kata kunci - kata-kata yang  diucapkan klien

CIRI-CIRI KATA KUNCI:

  • diucapkan berulang-ulang
  • diucapkan dengan intonasi tertentu
  • berupa kata yang aneh/metafora/analogi
  • tertangkap ada emosi saat diucapkan
  • menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia  saat itu
  • diucapkan setelah "tapi" atau "namun".

ACKNOWLEDGE

  • Memberi tanda/sinyal bahwa kita  mendengarkan
  • Dengan anggukan, dengan kontak mata
  • Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa  dengan mengatakan "O..", "Ya..".
  • Memberikan perhatian penuh pada coachee.
  • Tidak sibuk mencatat
  • Tidak terganggu dengan situasi lain

SUMMARIZE

  • Saat coachee selesai bercerita, rangkum  untuk memastikan pemahaman kita sama
  • Gunakan kata kunci
  • Digunakan juga untuk merangkum  potongan-potongan informasi yang telah  didapatkan sebelum ini.
  • Mintakan konfirmasi dari coachee apakah  rangkuman kita betul

ASK

  • Berdasarkan yang kita dengar dan hasil  merangkum (summarizing), ajukan  pertanyaan yang membuat pemahaman  coachee lebih dalam tentang situasinya
  • Pertanyaan harus merupakan hasil  mendengarkan - mengandung penggalian  atas kata kunci atau emosi yang sudah  dikonfirmasi
  • Dalam format pertanyaan terbuka:  menggunakan apa, bagaimana, seberapa,  kapan, siapa atau di mana. Jangan gunakan  ‘mengapa’ atau ‘apakah’ atau ‘sudahkah’.

Ingat! 

Selalu siapkan PRESENCE (Kehadiran Penuh) sebelum  melakukan sesi atau percakapan coaching

 

TIRTA  Alur percakapan coaching, untuk digunakan  dalam sesi coaching

Tujuan 

  • Tujuan yang kita tentukan di sini adalah TUJUAN  PERCAKAPAN (30-90)’, bukan tujuan yang lain.
  • Tujuan percakapan terdiri dari 2 hal:

  1.  Agenda/Topik Percakapan

  2.  Hasil dari Percakapan

Ada 2 Pertanyaan yang Harus diajukan

  • Pertanyaan tentang Agenda:

Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?

  • Pertanyaan tentang hasil:

Apa yang ingin Bapak/Ibu dapatkan dari  percakapan ini?

Identifikasi

  • Ini tahap saat coach membantu coachee  melihat/mengidentifikasi apa saja yang sebetulnya  ada di dalam situasinya saat ini.
  • Ini mencakup fakta yang kasat mata dan tak kasat  mata (perasaan, keinginan, dorongan)
  • Tujuan tahap ini adalah memperjelas, menggali  dan memetakan situasi

Contoh pertanyaan

  • Situasinya sekarang seperti apa?
  • Apa yang mempengaruhi hal itu?
  • Situasi yang diinginkan seperti apa?
  • Apa yang bisa membuat itu terwujud?

Rencana  aksi

  • Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi  gagasan/kemungkinan dan rencana.
  • Jika coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara  baru (tahap I) biasanya ia sudah siap diajak  mengeksplorasi gagasan atau alternatif baru
  • Dari tahap ini bisa keluar 1-3 gagasan, tidak perlu  terlalu banyak. Yang penting setiap gagasan harus  dibuat spesifik dan detil.
  • Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau berbagi  pengalaman jika diminta.

Contoh pertanyaan

  • Ada gagasan apa untuk ……?
  • Apa yang harus disiapkan untuk itu?
  • Apa yang bisa memastikan hal itu berjalan?
  • Apa kriteria… yang diinginkan?
  • Apa lagi?

Tanggung  jawab

  • Di tahap ini, tugas coach adalah mengukuhkan  komitmen coachee dan meminta coachee  membangun struktur akuntabulitasnya.
  • Minta coachee menyimpulkan, jangan  coachnya.
  • Coach mungkin perlu mencatat komitmen  dalam bentuk action

Contoh pertanyaan

  • Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini  dari alternatif-alternatif tadi?
  • Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
  • Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa  berjalan?
  • Siapa yang perlu dimintai dukungan?

Pertanyaan penutup

  • Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?
  • Apa yang menjadi insight dari sesi ini?

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment