KOMPETENSI COACHING UNTUK PENGAWAS SEKOLAH
COACHING
Gambar : KOMPETENSI COACHING UNTUK PENGAWAS SEKOLAH
Definisi Coaching
Coaching adalah Kemitraan dengan individu dalam suatu proses kreatif, dengan tujuan memaksimalkan potensi pribadi dan profesionalnya
Coaching adalah proses di mana seorang coach bekerja dengan coachee untuk membantu mereka mencapai tujuan pribadi atau profesional mereka. Fokusnya adalah pada pengembangan diri, meningkatkan keterampilan, dan mencapai potensi maksimal. 2. Konseling: Konseling adalah proses di mana seorang konselor membantu individu dalam mengatasi masalah, tantangan emosional, atau mental yang mempengaruhi kesejahteraan mereka.
Sejarah Coaching
Tahun 1500 Kereta kuda dari desa Kocs (Hungaria); Menginovasi kereta dengan keahlian pandai besi
Tahun 1830 Oxford University; Orang yang membimbing siswa untuk lulus
Tahun 1860 Dunia Olah Raga; Menjadi manager klub olah raga
Tahun 1960 Human Development; Digunakan dalam gerakan Human Development
1995 ICF lahir; Definisi coaching sesuai ICF lahir
Coaching dan Pendekatan Lain
Kapan dan bagaimana kita menggunakan masing-masing pendekatan
Coaching |
Mentoring |
Fasilitasi |
Training |
Konseling |
|
Tujuan |
|
|
|
|
|
Sifat Komunikasi |
|
|
|
|
|
Individu atau Kelompok |
|
|
|
|
|
Penentu Topik |
|
|
|
|
|
Keahlian terkait topik |
|
|
|
|
|
Frekuensi |
|
|
|
|
|
Fasilitasi
- Gunakan untuk memetakan/memahami suatu situasi
- Fasilitator memastikan proses sesuai tujuan fasilitasi berjalan dengan benar (misalnya mengambil keputusan, menyelesaikan konflik, membuat rencana tindakan
- Dilakukan untuk grup (lebih dari 10 orang)
Mentoring
- Gunakan untuk mengajarkan keterampilan tertentu
- Gunakan untuk mengajarkan pemahaman yang benar tentang sesuatu
- Dilakukan secara one on one
- Berlangsung dalam periode tertentu (tidak 1 kali) Mentor harus ahli di bidangnya
Konseling
- Digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait emosi/psikologis
- Seringkali perlu mundur ke masa lalu dalam percakapannya
- Melibatkan terapi atau tindakan remedial
- Biasanya untuk individu
Coaching Gunakan untuk :
- membuat orang mengembangkan potensinya
- membuat strategi ke masa depan
- mengeksplorasi situasi yang sama sekali baru atau rumit
- mendorong perubahan paradigma berpikir dan/atau perilaku
Siapa Perlu Apa?
- Dalam mengembangkan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah bisa berperan sebagai trainer, fasilitator, mentor, coach, motivator, atau peran lainnya (ingat peran pengawas)
- Mulailah dengan berperan sebagai coach terlebih dahulu (prinsip kemitraan)
- Amati kebutuhan Kepala Sekolah Anda
- Identifikasi metode pengembangan diri yang mana yang paling sesuai untuk mereka
Proses Coaching
Proses menghantarkan seseorang dari tempat dia berada saat ini ke tempat lain yang menjadi tujuannya
Makna Definisi Coaching (Prinsip)
Bermitra |
Seorang coach harus membangun rasa setara, tidak lebih tinggi/rendah dibandingkan coachee-nya |
Kemitraan ditunjukkan juga dengan mengedepankan tujuan coachee
|
|
||
Proses Kreatif |
Proses kreatif dilakukan melalui percakapan, yang memicu proses berpikir coachee |
Percakapan dilakukan untuk memetakan, menggali situasinya, dan nantinya menghasilkan ide-ide |
Percakapan dilakukan dalam bentuk komunikasi 2 arah |
|
|
Memaksimalkan Potensi |
Percakapan coaching harus diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuslan oleh coachee, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya. |
Makna Definisi Coaching (Prinsip)
Makna Definisi Coaching (Prinsip)
Bermitra |
Proses Kreatif |
Memaksimalkan Potensi |
|
|
|
Paradigma Berpikir Coaching
1. Fokus Pada Coachee
- Coach memusatkan perhatian pada orang yang dicoachingnya, bukan pada "topik" yang dibawanya dalam percakapan.
- Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa pun yang dibawa oleh coachee, dapat membawa kemajuan pada coachee, sesuai keinginan coachee.
2. Bersikap Terbuka
- Coach memiliki pikiran yang terbuka terhadap pemikiran-pemikiran coachee
- Ditandai dengan minimnya pelabelan atau analisa tentang baik/buruk atau benar/salahnya pemikiran tersebut
- Ditandai juga dengan kemampuan menerima pemikiran dengan tenang, dan tidak menjadi emosional
3. Bersikap Ingin Tahu Lebih Banyak
- Seorang coach memelihara rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat coacheenya memiliki pemikiran/pendapat/perasaan tertentu
4. Memiliki Kesadaran Diri yang Kuat
- Kesadaran diri yang kuat membantu coach untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan
- Juga mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri maupun dari coachee
5. Mampu Melihat Peluang Baru & Masa Depan
- Coach harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa coachee melihat masa depan
Miliki paradigma berpikir coaching dan selalu pegang prinsip coaching, pada saat berkomunikasi dengan Kepala Sekolah atau siapa saja
Kompetensi Coaching
1. PRESENCE
- Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee kita.
- Badan - pikiran - hati selaras saat sedang melakukan percakapan dengan coachee
- Ini bagian dari Kesadaran Diri
- Ini membantu munculnya paradigma berpikir dan kompetensi yang lain
- Bersikap terbuka
- Bersikap sabar
- Bersikap ingin tahu lebih banyak
2. MENDENGARKAN AKTIF
adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara dan memahami keseluruhan makna yang tidak terucapkan.
3 ALASAN TIDAK BISA MENDENGARKAN
- Asumsi - sudah mempunyai anggapan tertentu tentang suatu situasi
- Judgment/Melabel -memberi label pada seseorang dalam situasi tertentu
- Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman pribadi
4. MENGAJUKAN PERTANYAN BERBOBOT
- Pertanyaan lahir dari mendengarkan
- Berbentuk pertanyaan terbuka
- Membuat coachee merenung, menggali, mengingat, mengaitkan
- Diajukan pada saat yang tepat
- Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan kata APA - BAGAIMANA - SEBERAPA.
- Tidak menggunakan kata KENAPA atau MENGAPA
- Bukan pertanyaan TERTUTUP: Apakah, Sudahkah, Apa sudah, pertanyaan yang dijawab dengan Ya atau Tidak
5. MENDENGARKAN & BERTANYA DENGAN RASA
R - receive
A - acknowledge
S - summarize
A - ask
RECEIVE
Mendengarkan kata kunci - kata-kata yang diucapkan klien
CIRI-CIRI KATA KUNCI:
- diucapkan berulang-ulang
- diucapkan dengan intonasi tertentu
- berupa kata yang aneh/metafora/analogi
- tertangkap ada emosi saat diucapkan
- menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia saat itu
- diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
ACKNOWLEDGE
- Memberi tanda/sinyal bahwa kita mendengarkan
- Dengan anggukan, dengan kontak mata
- Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa dengan mengatakan "O..", "Ya..".
- Memberikan perhatian penuh pada coachee.
- Tidak sibuk mencatat
- Tidak terganggu dengan situasi lain
SUMMARIZE
- Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk memastikan pemahaman kita sama
- Gunakan kata kunci
- Digunakan juga untuk merangkum potongan-potongan informasi yang telah didapatkan sebelum ini.
- Mintakan konfirmasi dari coachee apakah rangkuman kita betul
ASK
- Berdasarkan yang kita dengar dan hasil merangkum (summarizing), ajukan pertanyaan yang membuat pemahaman coachee lebih dalam tentang situasinya
- Pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan - mengandung penggalian atas kata kunci atau emosi yang sudah dikonfirmasi
- Dalam format pertanyaan terbuka: menggunakan apa, bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di mana. Jangan gunakan ‘mengapa’ atau ‘apakah’ atau ‘sudahkah’.
Ingat!
Selalu siapkan PRESENCE (Kehadiran Penuh) sebelum melakukan sesi atau percakapan coaching
TIRTA Alur percakapan coaching, untuk digunakan dalam sesi coaching
Tujuan
- Tujuan yang kita tentukan di sini adalah TUJUAN PERCAKAPAN (30-90)’, bukan tujuan yang lain.
- Tujuan percakapan terdiri dari 2 hal:
1. Agenda/Topik Percakapan
2. Hasil dari Percakapan
Ada 2 Pertanyaan yang Harus diajukan
-
Pertanyaan tentang Agenda:
Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?
- Pertanyaan tentang hasil:
Apa yang ingin Bapak/Ibu dapatkan dari percakapan ini?
Identifikasi
- Ini tahap saat coach membantu coachee melihat/mengidentifikasi apa saja yang sebetulnya ada di dalam situasinya saat ini.
- Ini mencakup fakta yang kasat mata dan tak kasat mata (perasaan, keinginan, dorongan)
- Tujuan tahap ini adalah memperjelas, menggali dan memetakan situasi
Contoh pertanyaan
- Situasinya sekarang seperti apa?
- Apa yang mempengaruhi hal itu?
- Situasi yang diinginkan seperti apa?
- Apa yang bisa membuat itu terwujud?
Rencana aksi
- Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi gagasan/kemungkinan dan rencana.
- Jika coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara baru (tahap I) biasanya ia sudah siap diajak mengeksplorasi gagasan atau alternatif baru
- Dari tahap ini bisa keluar 1-3 gagasan, tidak perlu terlalu banyak. Yang penting setiap gagasan harus dibuat spesifik dan detil.
- Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau berbagi pengalaman jika diminta.
Contoh pertanyaan
- Ada gagasan apa untuk ……?
- Apa yang harus disiapkan untuk itu?
- Apa yang bisa memastikan hal itu berjalan?
- Apa kriteria… yang diinginkan?
- Apa lagi?
Tanggung jawab
- Di tahap ini, tugas coach adalah mengukuhkan komitmen coachee dan meminta coachee membangun struktur akuntabulitasnya.
- Minta coachee menyimpulkan, jangan coachnya.
- Coach mungkin perlu mencatat komitmen dalam bentuk action
Contoh pertanyaan
- Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini dari alternatif-alternatif tadi?
- Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
- Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa berjalan?
- Siapa yang perlu dimintai dukungan?
Pertanyaan penutup
- Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?
- Apa yang menjadi insight dari sesi ini?