MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN

By IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd 09 Jul 2023, 07:44:02 WIB SEKOLAH PENGGERAK
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN

Gambar : Materi Capaian Pembelajaran


MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan mencari dan menggunakan berbagai cara untuk mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun menantangnya.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.

Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai  tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.

 Pengertian Capaian Pembelajaran (CP)

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.

Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.”

(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)

KOMPONEN CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Rasional Mata Pelajaran

  • Alasan mempelajari mata pelajaran tersebut
  • Keterkaitan antara mapel dengan salah satu atau lebih Profil Pelajar Pancasila

2.  Tujuan Mata Pelajaran

      Kemampuan yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut

3. Karakteristik Mata Pelajaran

  • Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut
  • Elemen – elemen atau domain mata pelajaran dan deskripsinya

4. Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan

Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase . Dibuat dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf yang utuh.

5. Capaian dalam setiap fase menurut elemen

     Dibuat dalam bentuk matriks . Setiap elemen dipetakan sesuai dengan perkembangan peserta didik.

CP dan strategi mencapai CP menggunakan Kerangka Kerja Understanding by Design

Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan instruksi pembelajaran.  Proses perencanaan ini fokus pada dua hal: 

  1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning transfer (kemampuan mengimplementasikan  hasil belajar dalam sebuah performa otentik)
  2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih dulu

Kerangka Kerja Understanding by Design

Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP

Apa pembelajaran yang dapat terus  melekat, bernilai, dan bisa diterapkan dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia lulus mata pelajaran tersebut?

CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi

Jenjang PAUD

  • Fase Fondasi (TK B)

Jenjang SD

  • Fase A (Kelas 1-2 SD)
  • Fase B (Kelas 3-4 SD)
  • Fase C (Kelas 5-6 SD)

Jenjang SMP

  • Fase D (Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SMA/SMK

  • Fase E     (Kelas 10 SMA)
  • Fase F     (Kelas 11-12 SMA)

Elemen Dalam CP

Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut.

Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju.

Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya. 

Contoh:

  • Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi dan STEAM
  • Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.

Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa

Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan empati peserta didik.

Bentuk Pemahaman  Dalam CP

Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya

Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan memahami di level C2.

6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis

6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa atas apa yang telah mereka  pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus.Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet  Pemahaman ini (mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki sebuah  sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),  menentukan asesmen, dan instruksi yang tepat.

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Matematika Fase B elemen Bilangan

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) untuk bilangan cacah sampai dengan  10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai  tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan  uang menggunakan ribuan sebagai satuan.

Penjelasan

Explanation

Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000 dengan kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai tempat, mengurutkan dan membandingkan  bilangan 10.000 dengan bilangan lain

Interpretasi

Interpretation

Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan gambar

Aplikasi

Application

Menggunakan pemahaman 10.000 untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata (misalnya berbelanja di kantin dengan uang Rp.10.000,00 atau soal cerita/ simulasi jual-beli)

Perspektif

Perspective

Menemukan berbagai cara berbeda untuk mendapatkan nilai 10.000

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak

Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi,  narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan  tersirat.

Interpretasi

Interpretation

Mendeskripsikan makna dari puisi  serta emosi yang ditangkap dari puisi tersebut

Aplikasi

Application

Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons puisi

Perspektif

Perspective

Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.

Empati

Empathy

Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP  (Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Khusus Fase D elemen Menyimak)

Peserta didik mampu menyimak dengan saksama, memahami dan memaknai instruksi, mengidentifikasi informasi berupa fakta atau proses kejadian dari teks petunjuk/arahan sederhana, teks cerita pendek, surat pribadi, teks puisi, teks drama, dan surat resmi seperti surat undangan dan surat pemberitahuan yang disajikan dalam bentuk lisan atau isyarat, teks aural (teks yang dibacakan) dan teks audiovisual.

Penjelasan

Explanation

Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam bentuk lisan atau isyarat

Aplikasi

Application

Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis sederhana. Mampu menceritakan kronologi sebuah peristiwa berdasarkan arahan sederhana

Perspektif

Perspective

Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks

cerita pendek, puisi, atau drama

Interpretasi

Interpretation

Bermain peran berdasarkan sebuah teks cerita pendek, puisi, atau drama

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP (Seni Tari Fase F elemen Menciptakan)

Peserta didik mampu menciptakan tari kreasi yang terinspirasi dari hasil membandingkan berbagai pertunjukkan tari tradisi dan kreasi berdasarkan makna, simbol, dan nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni.

Pengenalan Diri

Self Knowledge

Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi. Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.

Aplikasi

Application

Menerapkan pilihan  teknik, pola gerak tertentu, makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.

Perspektif

Perspective

Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan memahami perbedaan dan persamaan budaya dari dua atau lebih daerah melalui  tari tradisinya.

Empati

Empathy

Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya untuk kemudian mengekspresikannya emosi tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari kreasinya

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP (PAUD (Fase Pondasi) elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti)

Peserta didik mengenali dan mempraktikkan nilai dan kewajiban ajaran agamanya. Anak mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dalam interaksi dengan sesama dan lingkungan (tumbuhan, hewan, lingkungan hidup). Anak mengenal keberagaman dan menunjukkan sikap menghargai agama dan kepercayaan orang lain.

Pengenalan Diri

Self Knowledge

Mengenali identitas dirinya dan makhluk hidup lainnya sebagai ciptaan Tuhan. Mengenal anggota keluarga intinya

Aplikasi

Application

Mengetahui prosedur perawatan kebersihan diri  (cara mandi, menyikat gigi, menggunakan toilet dll), adab makan dan minum, menggunakan kata “Terima Kasih”, “Tolong” dan “Permisi”, terbiasa berdoa.

Perspektif

Perspective

Menceritakan harapannya atau apa yang disukai dari sikap orang lain terhadap dirinya, berdoa menggunakan bahasanya sendiri

Empati

Empathy

Role Play,  Mengenal aturan dasar dalam sebuah  permainan, mengantri, bergantian menggunakan sesuatu, membantu orang lain, menyiram tanaman atau memberi  makan atau bermain dengan hewan

Elemen setiap mata pelajaran dapat berbeda atau sama satu dengan lainnya, tergantung karakteristiknya masing-masing. 

  • Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?

Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat diubah. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar berdasarkan CP.

  • Mengapa CP disusun menggunakan metode Backward Design?

Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran, guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna, relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

  • Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan  bukan berarti penurunan standar?

Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan, bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru dan konten.

Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan kehidupan, dan bermakna untuk siswa.

Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.

  • Apa yang dimaksud dengan kompetensi?

Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014).

Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).

Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi, peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018)

  • Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa mencapai CP?

6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan , menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.

  • Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama dengan pelajaran lainnya?

Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain, tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri

  • Apakah  elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua fase?

Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan kedalaman  materinya, yang artinya kompetensi peserta didik pun berkembang dari fase ke fase.

Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang

  • Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi  seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut?

Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam sebuah kegiatan.  Yang terpenting, siswa dapat mengembangkan kompetensi yang dituju elemen CP  tersebut dengan optimal.

  • Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan kompetensi yang dituju CP?

Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang pada saling terhubung dan saling menunjang membangun kompetensi seseorang agar dapat mencapai  CP mata pelajaran tersebut. Elemen-elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.

  • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar?

Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi  berisi  kompetensi (kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kunci) yang  perlu dicapai oleh siswa di akhir sebuah fase.

  • Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?

Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013.  CP disusun berdasarakan SKL dan Standar Isi.

  • Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?

Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya  (Teaching at The Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang kemampuannya untuk sukses secara akademik.

  • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?

Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat diubah.

  • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang waktu untuk mencapainya?

Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta kemampuan siswa dan gurunya.

Proses Berpikir dalam Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Pertanyaan Pemantik untuk Merumuskan TP

Pertanyaan untuk mengidentifikasi hasil yang diinginkan:

  1. Secara konkret, kemampuan apa saja yang perlu peserta didik tunjukkan?
  2. Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
  3. Hal apa saja yang perlu dipelajari dari satu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
  4. Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian peserta didik dapat dimanfaatkan sebagai konteks dalam mempelajari konten/topik CP?

pertanyaan ini membantu kita untuk :

  • Membuat tujuan pembelajaran yang konkret dan spesifik
  • Menentukan konten terbaik
  • Mengidentifikasi hasil yang diinginkan

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya  memuat 2 komponen utama, yaitu:

  1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau  keterampilan yang perlu ditunjukkan/  didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat  digunakan pendidik, antara lain: secara  konkret, kemampuan apa yang perlu  peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir  apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
  2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep  utama yang perlu dipahami pada akhir satu  unit pembelajaran. Pertanyaan panduan  yang dapat digunakan pendidik, antara  lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari  dari suatu konsep besar yang dinyatakan  dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan  kehidupan peserta didik dapat digunakan  sebagai konteks untuk mempelajari konten  dalam CP

Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan  tujuan pembelajaran dengan beberapa  alternatif di bawah ini:

  • Alternatif 1. Merumuskan tujuan  pembelajaran secara langsung berdasarkan  CP
  • Alternatif 2. Merumuskan tujuan  pembelajaran dengan menganalisis  ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.
  • Alternatif 3. Merumuskan tujuan  pembelajaran Lintas Elemen CP

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment