• INFORMASI PENGAWAS SEKOLAH
  • Informasi berita terbaru, tercepat, dan terpercaya seputar Pendidikan Kabupaten Gorontalo

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Sekolah sebagai Institusi Moral

“Pada abad ke 21, di mana masyarakat semakin menjadi beragam secara demografi, maka pendidik akan lebih lagi perlu mengembangkan, membina, dan memimpin sekolah-sekolah yang toleran dan demokratis. Kami meyakini bahwa, melalui pembelajaran tentang etika, pemimpin-pemimpin pendidikan masa depan akan lebih siap dalam mengenali, berefleksi, serta menghargai keberagaman.”

“In the 21st century, as society even becomes even more demographically diverse, educators will, more than ever, need to be able to develop, foster, and lead tolerant and democratic schools. We believe that, through the study of ethics, educational leaders of tomorrow will be better prepared to recognize, reflect on, and appreciate differences.” (Ethical Leadership and Decision Making in Education, Shapiro, J.P., Stefkovich, J.A,  New York, 2016, hal. 4).

Bacalah kutipan di atas dan renungkan, apa peranan Anda saat ini sebagai seorang pendidik di abad ke 21, serta bagaimana pentingnya seorang pendidik mempelajari ilmu tentang etika. Mengapa memahami etika atau nilai-nilai kebajikan yang terkandung di dalamnya, semakin diperlukan dalam dunia yang semakin beragam; hal ini berkaitan dengan sekolah sebagai ‘institusi moral’  yang dirancang untuk membentuk karakter setiap warganya.

Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut sebagai sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang akan diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Sebelum kita bahas modul ini lebih dalam, kita akan mempelajari apa arti etika. Apa arti moral, sehingga sekolah disebut sebagai suatu institusi ‘moral’. Apakah arti etiket? Apakah sama dengan etika, adakah perbedaan antara etika dan etiket?

Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno, Ethikos yang berarti kewajiban moral. Sementara moral berasal dari bahasa Latin, mos jamaknya mores yang artinya sama dengan etika, yaitu, ‘adat kebiasaan’. Moralitas sebagaimana dinyatakan oleh Bertens (2007, hal. 4) adalah keseluruhan asas maupun nilai yang berkenaan dengan baik atau buruk. Jadi moralitas merupakan asas-asas dalam perbuatan etik. Istilah lain yang mirip dengan etika, namun berlainan arti adalah etiket. Etiket berarti sopan santun. Setiap masyarakat memiliki norma sopan santun. Etiket suatu masyarakat dapat sama, dapat pula berbeda. Lain halnya dengan etika, yang lebih bersifat ‘universal’ etiket bersifat lokal (Rukiyanti, Purwastuti, Haryatmoko, 2018).

 Di bawah ini dapat dibedakan antara Etika dan Etiket:

Prinsip-Prinsip Etika

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal, seperti yang telah disampaikan di atas. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti.  Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang.

Nilai-nilai kebajikan universal sendiri telah dibahas dan pelajari di modul 1.2 dan 1.4,  yaitu pada saat membahas tentang Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, serta  Budaya Positif. Diane Gossen (1998) seorang pakar pendidikan dan praktisi disiplin positif mengemukakan bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal ini merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Selanjutnya Gossen berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam diri seseorang, maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain.

Pertanyaan Pemantik

Anda adalah seorang pimpinan sekolah. Suatu saat Anda dilaporkan bahwa salah satu guru Anda memberikan les privat kepada beberapa murid tertentu. Guru yang memberikan les tersebut sedang membutuhkan dana tambahan untuk keperluan obat bagi istrinya yang sedang sakit keras. Namun di sisi lain, murid-murid yang mengikuti les privat bisa mendapatkan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes, dan hasil tes mereka bisa menjadi sangat baik dibandingkan dengan hasil tes murid-murid lain yang tidak mengikuti les.  Apa yang akan lakukan Anda lakukan bila Anda adalah kepala sekolah? Mengapa? Apakah ada dua nilai kebajikan yang saling berbenturan? Bila ada, nilai-nilai kebajikan apa saja yang saling bersinggungan?

 Keterampilan Pengambilan Keputusan

Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil, sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut:

 

 

 

Bujukan Moral dan Dilema Etika

Pengantar

Pada kegiatan awal, Anda sudah diajak untuk mengingat kembali peristiwa di mana Anda mengambil sebuah keputusan sulit, atau mengamati bagaimana pimpinan Anda mengambil suatu keputusan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya masalah yang kita hadapi lebih berupa bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut perbedaannya, di kegiatan ini kita akan belajar mengidentifikasi dan memahami jenis-jenis dilema serta paradigma dalam pengambilan keputusan. Sebelumnya, simaklah pertanyaan pemantik berikut, dan tentukan mana yang merupakan dilema etika, dan mana yang bujukan moral.

Pertanyaan Pemantik

Keputusan apa yang akan Anda ambil dalam situasi-situasi di bawah ini?

Rayhan adalah seorang murid kelas 12 yang sangat berbakat dalam bidang seni. Dia juga sopan dan baik hati. Dia selalu membuat orang terkesan dengan karya-karya seni yang dibuatnya. Namun dia kurang memahami dan menguasai pelajaran Matematika. Nilai-nilainya untuk pelajaran Matematika selalu di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebelum mengikuti Ujian Akhir SMA dan pengumuman kelulusan SMA, Rayhan sudah diterima di universitas pilihannya di jurusan Seni dengan program beasiswa. Pada hari ujian akhir sekolah pelajaran Matematika, Pak Didi adalah guru pengawas ujiannya. Pak Didi memergoki Rayhan menyontek pada saat ujian akhir sekolah Matematika. Rayhan pun sudah mengakuinya ketika ditanya oleh Pak Didi. Setelah ujian selesai, Pak Didi menghadap kepala sekolah, Ibu Dian. Ibu Dian paham, bila sekolah menindaklanjuti kasus ini sesuai peraturan, Rayhan bisa kehilangan kesempatannya untuk mendapatkan beasiswa di universitas impiannya atau bila ia berbelas kasihan pada Rayhan dan menyimpan kejadian ini rapat-rapat, berarti Ibu Dian tidak mengikuti peraturan sekolah, mungkin Pak Didi akan mempertanyakan prinsip keadilan yang selama ini mereka junjung di sekolah.

Pak Doni adalah seorang kepala sekolah yang baru diangkat di SMA Bakti Nusantara. Tahun ajaran ini, sekolah tersebut menerima dana Tanggung jawab Sosial Perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR)  dari sebuah perusahaan minyak yang peduli pada dunia pendidikan. Dana tersebut diberikan pada sekolah untuk membiayai pelatihan guru dalam bidang literasi digital. Setelah acara pelatihan guru selesai, Ibu Rini, bendahara kegiatan mengatakan pada Pak Doni bahwa guru-guru bertanya apakah akan ada acara makan-makan. Bu Rini juga mengatakan masih ada sisa dana CSR tersebut, dan biasanya setiap selesai kegiatan pelatihan, sisa dana digunakan untuk makan-makan para guru di restoran dekat sekolah. Ibu Rini pun sebagai bendahara panitia, sudah terbiasa membuat kwitansi palsu untuk membiayai acara tersebut, atas sepengetahuan kepala sekolah sebelumnya.  Bila Anda menjadi Pak Doni, keputusan apa yang akan Anda ambil?

Situasi manakah yang lebih menantang bagi Anda untuk mengambil keputusan?  Mengapa?

Perbedaan Situasi Pertama dan Kedua

Situasi pertama adalah situasi dilema etika karena kedua pilihan benar. Bila Anda berada dalam posisi Ibu Dian, Anda dapat mengikuti prinsip keadilan dengan memberi Rayhan konsekuensi sesuai aturan sekolah dengan risiko Rayhan mendapatkan pembatalan beasiswa di universitas yang diimpikannya, atau Anda membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, demi masa depan Rayhan, karena terkadang adalah hal yang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian demi masa depan murid merupakan tindakan yang benar juga.  Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata).  Pilihan untuk membuat perkecualian dalam peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa belas kasihan (kebaikan hati).

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,

Situasi kedua, adalah situasi Bujukan Moral, karena ini adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Kepala sekolah paham bahwa sebetulnya dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu. Ada pilihan benar dan salah bagi kepala sekolah yaitu, benar dengan menolak permintaan guru-guru untuk makan-makan setelah program pelatihan selesai dan bendahara harus membuat kwitansi palsu, atau salah bila memenuhi permintaan guru-guru untuk makan-makan untuk kebersamaan, tetapi memalsukan dokumen dan memanipulasi laporan keuangan

Empat Paradigma Dilema Etika

UNDUH DISINI

Kasus Dilema Etika

Untuk memperjelas pemahaman Anda mengenai 4 paradigma dilema etika, mari kita baca kasus-kasus di bawah ini:

Ibu Dini adalah kepala sekolah SMA Insan Gemilang. Ia seorang kepala sekolah yang cerdas, berbakat, dan juga inovatif. Ia juga memiliki pembawaan yang supel dan menyenangkan.  Setiap pagi bu Dini akan meluangkan waktu untuk berjalan berkeliling sekolah, mengunjungi kelas-kelas, menyapa guru-guru, dan mendengarkan cerita mereka dan memberi mereka semangat. Murid-murid dan guru-guru akrab dengan Bu Dini.  Anggota komunitas sekolah memiliki hubungan yang positif dengannya, dan mereka menaruh kepercayaan yang tinggi padanya.

Selain sebagai seorang kepala sekolah, Ibu Dini juga seorang wirausahawan yang sukses dalam bidang kuliner. Selama ini ia dapat membagi waktunya dengan baik. Ia tidak pernah mencampuradukkan urusan pekerjaannya di sekolah dengan bisnisnya.

Semakin lama bisnis kuliner Ibu Dini berkembang pesat. Bisnisnya mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai UKM berprestasi dan Ibu Dini mendapat hadiah berupa pelatihan bisnis selama 3 bulan di bawah bimbingan mentor-mentor pebisnis yang sukses. Ini artinya Ibu Dini harus meninggalkan sekolahnya selama 3 bulan karena lokasi pelatihan di luar kota.  Padahal baru-baru ini ia banyak mendapat laporan bahwa sedang banyak terjadi permasalahan di SMA Insan Gemilang, sekolah yang ia pimpin. Guru-guru mulai menurun motivasi kerjanya, siswa-siswa banyak yang melanggar peraturan, dan orangtua murid yang mengeluh karena menurunnya kualitas pendidikan di SMA Insan Gemilang.

Bila ia mengikuti program pelatihan bisnis itu,  artinya ia harus meninggalkan sekolah lagi selama 3 bulan di tengah kondisi sekolah yang sedang membutuhkan kehadirannya. Di sisi lain ia sangat ingin mengikuti program tersebut karena ia yakin akan mendapat banyak ilmu untuk mengembangkan bisnis kulinernya. Ada dilema antara kepentingannya sebagai individu dan kepentingan orang banyak yaitu warga sekolah di sini. Manakah yang sebaiknya ia pilih?

Tugas Anda

Setelah membaca kasus tersebut diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: 

  • Siapa yang menghadapi dilema?

____________________________________________________________________________

  • Apakah dua kebenaran yang ada?

       Adalah benar jika tokoh tersebut______________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

       Tapi benar juga jika dia ____________________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

  • Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

              Dilema ________________ lawan ______________________________

  • Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

 

Hari ini murid-murid kelas 8 di SMP Pelita senang sekali karena mereka akan melakukan studi lapangan ke Taman Safari Cisarua Bogor sebagai bagian dari pelajaran Biologi. Untuk mengikuti studi lapangan ini, setiap murid harus membayar biaya ekstra. Ada 3 murid yang belum membayar oleh karena itu mereka tidak akan mengikuti studi lapangan ini, salah satunya adalah Danang, seorang murid yang sangat cerdas, suka belajar Biologi, dan bercita-cita menjadi seorang dokter hewan. Murid-murid yang tidak bisa mengikuti studi lapangan sudah diberikan tugas pengganti oleh guru Biologi, yaitu mengamati hewan dan perilakunya, yang secara substansi sama dengan tugas yang dilakukan murid-murid lain yang berstudi lapangan ke Taman Safari.

Ketika murid-murid sedang sibuk mempersiapkan diri untuk naik ke dalam bus pariwisata yang akan membawa mereka ke Taman Safari, Ibu Dita, guru Biologi sekaligus ketua panitia studi lapangan ini, melihat Danang datang ke sekolah bersama orangtuanya. Danang membawa ransel dan terlihat siap untuk bergabung dalam kegiatan ini. Orangtua Danang mengatakan pada Ibu Dita bahwa anaknya sangat ingin mengikuti kegiatan ini, dan memohon agar Danang diperbolehkan mengikutinya dan mereka berjanji akan membayar dengan cara mencicil.  Ibu Dita bingung sekali dengan situasi tersebut. Akhirnya Ibu Dita pun mengajak orang tua Danang untuk bertemu dengan kepala sekolah, Pak Pandu.

Bila Anda berada dalam posisi Pak Pandu, apa yang akan Anda lakukan? Menurut peraturan, Danang tidak bisa mengikuti program studi lapangan karena belum membayar biayanya, namun Pak Pandu sadar betul, kalau ia menerapkan peraturan itu, Danang akan sedih dan kecewa, karena ia sudah mempersiapkan diri dan sangat ingin mengikuti kegiatan,  namun bila Pak Pandu memperbolehkan, bagaimana dengan murid lain yang juga belum membayar dan memutuskan untuk tidak ikut?

Tugas Anda

Setelah membaca kasus tersebut diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: 

  • Siapa yang menghadapi dilema?

___________________________________________________________________________

  • Apakah dua kebenaran yang ada?

       Adalah benar jika tokoh tersebut______________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

       Tapi benar juga jika dia ____________________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

  • Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

              Dilema ________________ lawan ______________________________

  • Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

__________________________________________________________________________

 

Anda adalah seorang kepala sekolah di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) swasta.  Pak Doddy adalah seorang guru Matematika di sekolah yang Anda pimpin. Ia adalah guru yang kompeten dan memiliki semangat belajar yang tinggi.  Ia menguasai bidang yang diajarkan, dan metode mengajarnya juga mudah dimengerti oleh murid-murid, namun ia memiliki beberapa masalah dalam pengendalian emosi, pengelolaan waktu, dan integritas.  Beberapa kali Anda mendapat keluhan baik dari murid-murid maupun orang tua murid bahwa Pak Doddy kerap marah-marah pada murid-muridnya ketika ia kecewa pada sikap atau kinerja mereka. 

Pak Doddy juga kerap kali terlambat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat soal ujian, dan juga mengisi nilai rapor murid. Kejadian terakhir, Pak Doddy terbukti memanipulasi laporan keuangan kepanitiaan kegiatan studi wisata kelas 7 ke Yogya, dimana ia menjadi bendaharanya. Anda telah menyampaikan keluhan-keluhan murid-murid dan orang tua murid pada Pak Doddy,  menegurnya atas tindakan memanipulasi laporan keuangan, dan membimbingnya untuk memperbaikinya, namun tidak terdapat perbaikan apa-apa. Akhirnya di akhir tahun ajaran, Anda memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja Pak Doddy.

Pak Doddy dapat menerima keputusan sekolah. Ia segera mencari pekerjaan baru dengan melamar ke beberapa sekolah. Pak Doddy juga secara personal meminta Anda untuk memberikan rekomendasi bila ada sekolah yang memintanya. Anda pun mengiyakannya. Pada suatu hari, Anda mendapat email dari bagian Sumber Daya Manusia/SDM, SMA Cahaya Hati yang meminta Anda mengisi lembar rekomendasi mengenai kinerja Pak Doddy sehubungan dengan lamaran Pak Doddy ke sekolah tersebut sebagai Koordinator Guru Matematika. Di formulir itu ada beberapa pertanyaan tentang pengendalian emosi, pengelolaan waktu, dan integritas.

Anda paham betul bahwa kalau Anda mengisi formulir dengan sebenar-benarnya, Pak Doddy tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Sekolah tersebut adalah sekolah yang baik, dan posisi yang dituju adalah posisi yang strategis. Anda juga tahu, sebagai kepala keluarga dengan istri yang tidak bekerja dan 3 anak yang masih kecil-kecil, Pak Doddy sangat membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan mengisi formulir tersebut dengan apa adanya, atau akan Anda buat sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi? Apa pertimbangan Anda ketika melakukan hal tersebut?

Tugas Anda

Setelah membaca kasus tersebut diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: 

  • Siapa yang menghadapi dilema?

___________________________________________________________________________

  • Apakah dua kebenaran yang ada?

       Adalah benar jika tokoh tersebut______________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

       Tapi benar juga jika dia ____________________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

  • Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

              Dilema ________________ lawan ______________________________

  • Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

___________________________________________________________________________

 

SMA Permata adalah sekolah swasta berlokasi di Jakarta dengan banyak prestasi yang membanggakan. Setiap tahunnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah selalu tinggi.  Hal ini tidak terlepas dari peran yayasan yang menaungi sekolah tersebut yang selalu memperhatikan kepentingan para guru-guru sekolah tersebut.

Tahun ini, seperti biasa yayasan akan mengadakan rapat kerja dimana para kepala sekolah harus melaporkan kegiatan tahun ajaran yang telah berjalan dan mempresentasikan rencana kegiatan dan anggaran sekolah untuk tahun ajaran depan.

Bapak Zulkarnain, sebagai kepala sekolah mengajukan dua program untuk para guru yaitu program pelatihan guru tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan program outbound team building guru ke Puncak, Ciawi. Namun ketua yayasan meminta Bapak Zulkarnain untuk memilih salah satu program saja, tidak bisa dua-duanya karena anggaran tahun depan juga akan dialokasikan untuk pembangunan gedung perpustakaan yang baru, mengingat perpustakaan yang lama sudah tidak memadai untuk jumlah murid yang semakin bertambah. 

Pak Zulkarnain menjadi bimbang, di satu sisi program pelatihan ini sangat dibutuhkan guru-guru. Dalam jangka panjang guru-guru mau tidak mau harus harus terampil menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran yang interaktif, menarik, dan bermakna bagi murid-murid.  Dari hasil supervisi akademik yang dilakukan Pak Zulkarnain dan tim bidang akademik, sebagian besar guru-guru belum terampil menggunakan teknologi dalam pembelajaran.

Namun Pak Zulkarnain juga memahami, setelah hampir 2 tahun masa pandemi dan pembelajaran dilakukan secara daring, ditinjau dari aspek sosial dan emosional, para guru membutuhkan program outbound ini untuk memperkuat ikatan emosi dan sosial antar mereka agar dapat kembali bekerja sama dalam sebuah tim dengan baik, serta bersemangat kembali ke sekolah menyambut murid-murid belajar dalam pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT).

Bila Anda berada dalam posisi Bapak Zulkarnain, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan memilih program pelatihan guru dalam bidang teknologi atau melaksanakan program outbound team building? Apa alasannya?

Tugas Anda

Setelah membaca kasus tersebut diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: 

  • Siapa yang menghadapi dilema?

__________________________________________________________________________

  • Apakah dua kebenaran yang ada?

       Adalah benar jika tokoh tersebut_____________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

       Tapi benar juga jika dia ____________________________________________________

       Karena _________________________________________________________________

  • Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

              Dilema ________________ lawan ______________________________

  • Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

___________________________________________________________________________

 

Prinsip Pengambilan Keputusan

Mari kita baca kutipan di bawah ini;

 

Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.
(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43). 
  

Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu kekuatan yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia.  Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.

Kegiatan Pemantik:

Silakan Anda membaca 3 (tiga) pernyataan di bawah ini: 

  1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
  2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
  3. Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda. 

Tanpa berpikir panjang, silakan Anda menjawab pertanyaan ini:

Selama ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran Anda memiliki kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? Silakan tanpa berpikir panjang, Anda langsung menuliskan jawaban Anda di secarik kertas.

Bagaimana hasilnya? Apakah Anda memilih prinsip 1, 2, atau 3? Bagaimana prinsip-prinsip ini mempengaruhi pengambilan suatu keputusan yang mengandung etika?

Etika sendiri tentunya bersifat relatif, dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu  dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

Prinsip Dilema Etika

Silakan cermati video yang berisi penjelasan mengenai materi ketiga prinsip pengambilan keputusan dengan unsur dilema etika ini. 

TONTON DISINI

Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Bacalah sebuah artikel mengenai konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

BACA DISINI

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah Bapak Ibu pelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu misalnya keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Hal-hal tersebut telah Bapak dan Ibu dapatkan di modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional.

 

 


Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PANDUAN MODEL KOMPETENSI GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH

PANDUAN MODEL KOMPETENSI GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH   Panduan Operasional Model Kompetensi Guru UNDUH DISINI   Panduan Operasional Model Kompetensi Kepala

23/11/2024 17:13 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 196 kali
INFORMASI PROSES PROGRAM PGP REKOGNISI BAGI KEPALA SEKOLAH PENGGERAK (PSP)

Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui pelatihan kepemimpinan pembelajaran dan kegiatan kolektif guru. Program ini bertuju

30/08/2024 21:46 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1139 kali
Jadwal Pelaksanaan PGP Angkatan 11 Tahun 2024

Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 11 akan dilaksanakan melalui empat moda, yaitu reguler, rekognisi, daerah khusus (dasus) dan intensif; Jumlah sasaran calon guru pengger

11/06/2024 08:05 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 8681 kali
Coaching Untuk Supervisi Akademik

Supervisi Akademik Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan  pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidi

23/05/2024 18:43 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 8385 kali
PARADIGMA BERPIKIR DAN PRINSIP COACHING

Mari kita bersama-sama mempelajari paradigma berpikir dan prinsip coaching. Pada sub pembelajaran sebelumnya, kita sudah belajar salah satu tujuan dari supervisi akademik adalah un

22/05/2024 21:32 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 43711 kali
MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Kutipan hari ini: “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Se

22/05/2024 21:30 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 26717 kali
BUDAYA POSITIF (Restitusi - Segitiga Restitusi)

Setelah mengetahui tentang apa itu restitusi, tentunya Anda ingin mengetahui bagaimana cara melakukannya.  Diane Gossen dalam  bukunya Restitution; Restructurin

22/05/2024 21:15 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 11387 kali
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dan Kompetensi Soasial dan Emosional (KSE)

Dalam penelitian tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional: Guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih resilien/tangguh dan merasa

22/05/2024 18:33 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 133544 kali
BUDAYA SEKOLAH (Restitusi - Lima Posisi Kontrol)

Perhatikan kasus-kasus di bawah ini:  Tisa dan Hana dipanggil masuk ke ruangan Ibu Dewi, kepala sekolah SMA Makmur. Ibu Dewi baru saja mendapatkan pengaduan dari ibunda Tisa, ba

21/05/2024 19:37 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 11901 kali
BUDAYA POSITIF ( Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas )

5 Kebutuhan Dasar Manusia menurut Dr. William Glasser dalam “Choice Theory” Pertanyaan Pemantik:Ibu Ambar, guru wali kelas kelas 2A di SD Pelita Hati, sedang bingung mengha

20/05/2024 21:29 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 4326 kali
BUDAYA POSITIF ( Keyakinan Kelas )

Mengapa keyakinan kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja? Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:  Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengenda

20/05/2024 21:08 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 31109 kali
BUDAYA POSITIF ( Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi )

Motivasi Perilaku Manusia Mari kita tanyakan ke diri kita sendiri, bagaimana kita berperilaku? Mengapa kita melakukan segala sesuatu? Apakah kita melakukan sesuatu karena adanya dorong

14/05/2024 21:07 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 24439 kali
BUDAYA POSITIF ( Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal )

Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’. Anda adalah A , tugas Anda adalah mengepalkan sal

14/05/2024 21:01 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 28469 kali
Visi Guru Penggerak

Mengapa lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada murid itu harus ditumbuhkan. Kita akan membahas lanjutan mengenai visi, bagaimana mewujudkannya dengan sebuah pendekatan

14/05/2024 20:59 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1359 kali
Nilai dan Peran Guru Penggerak

NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL Pendidikan harus mampu menumbuhkan manusia yang kuat nilai kemanusiaannya, yang memegang teguh nilai-nilai kebajikan. Dalam konteks yang beraneka

14/05/2024 20:59 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1876 kali
Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara

Mari kita lebih mendalam mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi Pendidikan pada zaman kolonial, perjalanan pemikira

14/05/2024 20:53 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 5996 kali
Coaching

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Pada kegiatan Eksplorasi Konsep, Anda akan melakukan kegiatan mandiri untuk mempelajari materi melalui kegiatan membaca dan menjawab pertanyaan, dan dis

01/05/2024 22:04 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1906 kali
TULISAN REFLEKTIF KRITIS, HARAPAN DAN EKSPEKTASI CGP ANGKATAN 9 BGP GORONTALO

Kelas 09.01 Imran Tululi Gorontalo by HAMSAH NOHO 1.       Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan dan pengajaran. Pendidikan adalah upaya untu

12/03/2024 19:26 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 5056 kali
Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid

Pembelajaran Berdiferensiasi Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai 

14/11/2023 19:25 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 344 kali
Pengantar Program Pendidikan Guru Penggerak

Pendahuluan Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-2024 salah satu visi Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM

17/08/2023 19:05 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 634 kali
JUKNIS PELAKSANAAN PPG BAGI GURU YANG MEMILIKI SERTIFIKAT GURU PENGGERAK

Beban belajar Program PPG Dalam Jabatan bagi Guru Dalam Jabatan yang telah memiliki sertifikat PGP tertuang dalam kurikulum Prodi PPG. Kurikulum tersebut dikembangkan dengan mengacu pad

08/12/2022 17:53 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1053 kali
PROFIL PELAJAR PANCASILA

Imrantululi.net >>>> “Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benihkebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.Dengan maksud agar segala unsur peradaba

24/11/2022 10:38 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1131 kali
Menjadi Guru Penggerak dan Modul Guru Penggerak Edisi Terbaru 2022

Kemendikbudristek melaksanakan program guru penggerak yang merupakan salah satu dari kebijakan merdeka belajar. Melalui program inilah Kemendikbudristek mengajak para guru-guru ter

03/09/2022 19:46 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 764 kali
PERMENDIKBUDRISTEK NO 26 TAHUN 2022 TENTANG GURU PENGGERAK

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

23/06/2022 21:10 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1132 kali
Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran

Pengantar Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kali ini kita masuk pada sesi pembelajaran 2, yaitu Eksplorasi Konsep Mandiri. Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda akan banyak melakukan eks

08/05/2022 17:20 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 12008 kali
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Surat dari Instruktur Selamat! Anda telah bersedia menyediakan waktu untuk menjadi bagian dari Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Bapak/Ibu adalah individu-individu terpilih yan

08/04/2022 18:27 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1487 kali
TIRTA Sebagai Model Coaching

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Terima kasih Anda masih meluangkan waktu untuk bereksplorasi secara mandiri mengenai konsep coaching di konteks pendidikan dan komunikasi yang

23/03/2022 22:09 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 15130 kali
Eksplorasi Konsep - Komunikasi Yang Memberdayakan

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai proses meneruskan informasi atau pesan dari satu pihak ke pihak yang lain dengan menggunakan media kata,

23/03/2022 00:00 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1718 kali
INFO JADWAL KEGIATAN CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 4 KOTA BANDUNG

Tanggal 13 Maret 2022 Bapak/Ibu, yth.berikut informasi kegiatan Sesi Instruktur yang akan dilaksanakan pada: hari, tanggal : Senin, 14 Maret 2022Media        

13/03/2022 10:02 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 224 kali
KOMPETENSI SOSIAL DAN EMOSIONAL (KSE)

Penerapan 5 kompetensi sosial - emosional (kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan sosial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) Penerap

04/03/2022 16:30 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 6133 kali
Mulai dari Diri - Pembelajaran Sosial dan Emosional

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Selamat datang di tahap pertama dari rangkaian pembelajaran MERRDEKA. Sebagai kegiatan pembuka,  kami mengajak Anda melakukan kilas balik terh

28/02/2022 17:20 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 3041 kali
PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL Bapak/Ibu CGP, mari membahas tentang pembelajaran sosial dan emosional yang mengacu pada kerangka CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emoti

28/02/2022 17:11 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 8226 kali
2.1.a.6. Refleksi Terbimbing

“Belajar tanpa refleksi adalah sia-sia. Refleksi tanpa belajar itu berbahaya.”     (Confucius) Moda: Penugasan mandiri (asinkron) Tujuan Pembelajaran K

12/02/2022 18:38 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 1332 kali
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

1. Pengantar Kutipan hari ini: “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya

04/02/2022 07:52 - Oleh IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd - Dilihat 23364 kali