PANDUAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN EDISI REVISI TAHUN 2025

Pendahuluan
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Revisi 2025, diterbitkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dirancang untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Panduan ini bertujuan memberikan pedoman bagi pendidik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran serta asesmen yang mendalam, bermakna, dan menyenangkan, guna mencapai kompetensi holistik murid sesuai Capaian Pembelajaran (CP) dan profil lulusan.

1. Latar Belakang dan Sasaran Pengguna

• Latar Belakang: Panduan ini dikembangkan untuk mendukung pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kompetensi, keterampilan, dan karakter murid, dengan pendekatan fleksibel yang mempertimbangkan kebutuhan lokal dan keberagaman murid, termasuk murid berkebutuhan khusus.

• Sasaran Pengguna: Kepala satuan pendidikan, pendidik, dan pemangku kepentingan pendidikan seperti orang tua, masyarakat, dan komite sekolah.

• Cara Menggunakan Panduan: Sebagai inspirasi untuk merancang pembelajaran kontekstual, dengan contoh-contoh yang dapat disesuaikan oleh pendidik sesuai kebutuhan satuan pendidikan.

2. Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam

• Dimensi Profil Lulusan: Panduan ini menargetkan pencapaian delapan dimensi profil lulusan: keimanan dan ketakwaan, kewargaan, kolaborasi, kreativitas, penalaran kritis, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.

• Karakteristik Pembelajaran Mendalam:

  • Berkesadaran: Murid menyadari proses belajar mereka, mengembangkan pemahaman, dan menghubungkannya dengan konteks nyata.

  • Bermakna: Pembelajaran relevan dengan kehidupan murid, mendorong eksplorasi dan aplikasi pengetahuan.

  • Menyenangkan: Kegiatan dirancang menarik, interaktif, dan memotivasi.

• Pengalaman Belajar:

  • Memahami: Murid menguasai pengetahuan dasar, termotivasi untuk belajar, dan menghubungkan informasi baru dengan pengalaman sebelumnya.

  • Mengaplikasikan: Murid menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata, seperti menyelesaikan masalah atau membuat karya.

  • Merefleksikan: Murid mengevaluasi proses belajar, mengembangkan ide baru, dan menyadari dampak pembelajaran mereka.

• Konteks Pembelajaran: Melibatkan Catur Pusat Pendidikan (satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, media) untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung keberagaman.

• Prinsip Asesmen: Asesmen bersifat adil, tidak bias, dan mendukung tiga fungsi:

  • Assessment as Learning: Membantu murid merefleksi proses belajar mereka.

  • Assessment for Learning: Memberikan umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.

  • Assessment of Learning: Mengukur pencapaian kompetensi.

3. Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

• Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP): CP menjadi acuan utama, mencakup rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase (A, B, C untuk SD; D, E, F untuk SMP/SMA). Pendidik mengidentifikasi elemen CP untuk merumuskan tujuan pembelajaran.

• Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP): ATP disusun berdasarkan CP, dengan urutan logis dan fleksibel sesuai kebutuhan murid. Contoh: Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia fase C, tujuan pembelajaran mencakup analisis struktur teks.

• Merancang Pembelajaran dan Asesmen:

  • Backward Design: Dimulai dari tujuan pembelajaran, menentukan bukti pencapaian, lalu merancang aktivitas.

  • Faktor yang Dipertimbangkan: Kebutuhan murid, ketersediaan sumber daya, dan konteks lokal.

  • Kegiatan Pembelajaran: Berbasis proyek, penyelidikan, atau masalah, melibatkan kolaborasi dengan komunitas atau industri.

• Asesmen:

  • Formatif: Dilakukan selama proses pembelajaran untuk memantau kemajuan, menggunakan observasi, kuis, atau tugas sederhana.

  • Sumatif: Dilakukan di akhir periode untuk mengevaluasi pencapaian, seperti proyek, produk, atau portofolio.

  • Teknik Asesmen: Observasi, performa (praktik, produk, proyek), atau tes tertulis yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

4. Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

• Pendekatan Pedagogis: Menggunakan pembelajaran aktif seperti project-based learning, problem-based learning, atau inquiry-based learning. Pendidik berperan sebagai fasilitator, mendorong eksplorasi dan refleksi.

• Integrasi Konteks: Pembelajaran mengintegrasikan kearifan lokal, keterampilan hidup, dan teknologi digital untuk memperluas pengalaman belajar.

• Asesmen dalam Pembelajaran Mendalam: Fokus pada proses dan hasil, dengan umpan balik yang mendukung perkembangan murid. Contoh: Murid menyusun presentasi atau produk sebagai bukti pencapaian.

5. Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

• Pengolahan Hasil Asesmen:

  • Kuantitatif: Menggunakan rentang nilai atau skala (misalnya, Mahir, Cukup, Belum) untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran.

  • Kualitatif: Menggunakan deskripsi naratif untuk menjelaskan kompetensi murid, seperti pada rapor Informatika SMP atau Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK.

• Pelaporan Hasil Belajar:

  • Rapor mencakup deskripsi capaian intrakurikuler dan kokurikuler, disampaikan minimal setiap akhir semester.

  • Contoh deskripsi: “Ananda menunjukkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas, namun perlu bimbingan dalam menyampaikan informasi secara lisan.”

• Mekanisme Kelulusan: Berdasarkan pencapaian kompetensi, kehadiran, dan pertimbangan satuan pendidikan. Murid dinyatakan lulus setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, dengan verifikasi dari Dinas Pendidikan.

6. Refleksi dan Tindak Lanjut

• Refleksi: Melibatkan pendidik, murid, dan orang tua untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Refleksi mencakup kekuatan, kelemahan, dan peluang perbaikan.

• Tindak Lanjut:

  • Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

  • Memberikan pendampingan tambahan untuk murid yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

  • Mengadakan pelatihan guru atau meningkatkan sarana prasarana.

• Diskusi/Konferensi: Dilakukan secara formal atau informal untuk berbagi informasi capaian belajar antara pendidik, murid, dan orang tua.

7. Lampiran

• Teori Taksonomi:

  • SOLO: Mengukur kompleksitas pemahaman murid dari level pra-struktural hingga hubungan abstrak.

  • Marzano: Mencakup enam level taksonomi, dari pengambilan informasi hingga pengambilan keputusan.

• Contoh Perencanaan:

  • PAUD: Tujuan pembelajaran lintas elemen CP, seperti mengenal identitas diri melalui kegiatan bermain.

  • SD: Contoh dokumen perencanaan untuk Bahasa Indonesia fase C, dengan langkah pembelajaran seperti diskusi kelompok dan presentasi.

  • SMA: Contoh pembelajaran Prakarya dengan tema “Deteksi Produk Lokal,” melibatkan analisis bahan, alat, dan teknik pengolahan.

• Contoh Rapor:

  • PAUD: Deskripsi perkembangan motorik dan sosial, seperti “Rania dapat berlari kencang dan memanjat, namun perlu dukungan untuk mengontrol gerakan.”

  • SD/SMP/SMA: Format rapor mencakup capaian intrakurikuler dan kokurikuler, dengan deskripsi naratif dan tabel penilaian.

• Contoh Asesmen: Rubrik untuk menilai keterampilan seperti analisis teks (Bahasa Indonesia) atau pengolahan produk lokal (Prakarya).

Daftar Pustaka

• Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy.

• Wiggins, G.P., & McTighe, J. (2005). Understanding by Design (UbD).

Kesimpulan
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Revisi 2025 menawarkan kerangka kerja yang fleksibel dan kontekstual untuk mendukung pembelajaran mendalam yang berfokus pada pengembangan kompetensi dan karakter murid. Dengan pendekatan berbasis CP, ATP, dan asesmen formatif-sumatif, panduan ini memungkinkan pendidik merancang pembelajaran yang relevan, inklusif, dan bermakna, dengan dukungan Catur Pusat Pendidikan dan teknologi digital. Refleksi dan tindak lanjut memastikan perbaikan berkelanjutan, menyiapkan murid untuk menjadi lulusan yang berintegritas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Selengkapnya Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi Tahun 2025 DAPAT DIBACA DAN DIUNDUH DISINI

Baca Juga: