PANDUAN KURIKULUM BERBASIS CINTA DI MADRASAH

Panduan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Madrasah adalah dokumen resmi yang diterbitkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6077 Tahun 2025. Kurikulum ini dirancang untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan, moderasi beragama, dan meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. KBC bertujuan membentuk karakter siswa yang berlandaskan cinta kepada Allah, Rasul-Nya, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, serta bangsa dan negara, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Latar Belakang dan Tujuan

KBC diperkenalkan untuk menjawab tantangan global dalam pendidikan, seperti meningkatnya intoleransi dan kurangnya harmoni sosial. Kurikulum ini mengintegrasikan nilai-nilai cinta sebagai landasan pembelajaran untuk membentuk siswa yang berakhlak mulia, toleran, demokratis, dan multikultural. Tujuannya adalah menciptakan madrasah yang penuh cinta, di mana siswa mampu memahami dan mempraktikkan nilai-nilai kehidupan beragama serta keberagaman budaya, sekaligus meningkatkan keterampilan sosial dan emosional.

Struktur dan Komponen KBC

KBC terdiri dari empat dimensi utama:

1. Kurikulum sebagai Ide: Visi dan nilai-nilai cinta yang ingin dicapai.
2. Kurikulum sebagai Rencana Tertulis: Dokumen kurikuler seperti silabus dan rencana pembelajaran.
3. Kurikulum sebagai Proses Pembelajaran: Implementasi nilai cinta dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
4. Kurikulum sebagai Hasil: Dampak nyata pada sikap, perilaku, dan prestasi siswa.

Kurikulum ini mencakup Panca Cinta, yaitu lima topik utama:

1. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya: Landasan spiritual berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.
2. Cinta kepada Diri Sendiri: Membentuk harga diri dan kesehatan mental.
3. Cinta kepada Sesama: Menanamkan empati, toleransi, dan kerja sama.
4. Cinta kepada Lingkungan: Kesadaran ekologis dan tanggung jawab terhadap alam.
5. Cinta kepada Bangsa dan Negara: Menumbuhkan nasionalisme dan tanggung jawab sosial.

Pendekatan dan Metode

KBC mengadopsi pendekatan humanis, nasionalis, toleran, demokratis, dan multikultural. Proses pembelajarannya menggunakan metode seperti:

• Discovery (Penemuan): Siswa mengeksplorasi makna cinta melalui pengalaman dan refleksi.
• Design (Desain): Merancang pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.
• Destiny (Tujuan): Mengarahkan implementasi dan evaluasi dampak KBC.

Metode pengajaran melibatkan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), diskusi kelompok, refleksi, dan simulasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai cinta ke dalam mata pelajaran seperti Pendidikan Agama Islam (PAI), Al-Qur'an, Hadis, dan Bahasa Arab.

Implementasi

Implementasi KBC dilakukan melalui tahapan berikut:

1. Persiapan (Januari–Juli 2025): Pembentukan tim penyusun, penyusunan konsep dasar, dan pengembangan materi.
2. Uji Publik: Melibatkan akademisi, praktisi, dan perwakilan Kementerian Agama untuk memvalidasi kurikulum.
3. Pilot Project: Diujicobakan di madrasah terpilih dengan mempertimbangkan keragaman siswa.
4. Pelaksanaan: Pelatihan untuk guru, kepala madrasah, pengawas, dan orang tua, serta penyediaan media pendukung seperti video pembelajaran, buku saku, dan boardgame.
5. Evaluasi dan Pelaporan: Dilakukan setiap semester untuk mengukur efektivitas melalui observasi, wawancara, refleksi diri, dan laporan kegiatan siswa.

Peran Pemangku Kepentingan

• Kepala Madrasah: Berperan sebagai pemimpin berbasis cinta (servant leadership) untuk mendukung implementasi KBC.
• Guru: Mengintegrasikan nilai cinta dalam pembelajaran dan mengikuti pelatihan berkelanjutan.
• Orang Tua: Dilibatkan dalam pelatihan untuk mendukung pembentukan karakter siswa di rumah.
• Siswa: Didorong untuk mempraktikkan nilai-nilai cinta melalui kegiatan intrakurikuler (misalnya, pembelajaran PAI) dan ekstrakurikuler (misalnya, latihan Banjari).

Dampak yang Diharapkan

KBC diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan madrasah dengan:

• Membentuk siswa yang berakhlak mulia, empati, dan peduli terhadap lingkungan.
• Mengurangi angka kekerasan dan perundungan di madrasah.
• Meningkatkan harmoni sosial dan toleransi dalam masyarakat multikultural.
• Mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045 melalui generasi yang berkarakter dan kompeten.

Evaluasi

Evaluasi KBC meliputi:

• Asesmen Formatif: Kuis, observasi partisipasi, dan refleksi siswa.
• Asesmen Sumatif: Penilaian proyek, seperti membuat poster atau infografis tentang cinta kepada Allah dan lingkungan.
• Wawancara dan Refleksi: Untuk memahami pengalaman siswa, guru, dan orang tua dalam menerapkan nilai cinta.
• Laporan Kegiatan: Dokumentasi aktivitas sosial dan budaya siswa.

Media dan Modul Pendukung

• Panduan: Termasuk Panduan Umum KBC, Panduan Training, dan Buku Saku KBC.
• Media Belajar: Video pembelajaran, boardgame, dan flash card untuk guru, siswa, dan orang tua.
• Pelatihan: Bimtek untuk guru dan kepala madrasah, serta pelatihan kepemimpinan berbasis cinta.

Kesimpulan dan Saran

KBC merupakan langkah inovatif untuk membentuk madrasah yang harmonis dan berkarakter melalui pendekatan berbasis cinta. Untuk keberhasilan implementasi, diperlukan:

• Pelatihan berkelanjutan bagi guru dan kepala madrasah.
• Keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat.
• Penguatan evaluasi untuk memastikan dampak positif pada siswa dan lingkungan madrasah.

Panduan ini menjadi acuan utama bagi madrasah untuk menciptakan pendidikan yang relevan, efektif, dan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan serta keimanan, mendukung pembentukan generasi yang siap menghadapi tantangan global dengan cinta dan kasih sayang.

Selengkapnya 

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6077 Tahun 2025 Tentang Panduan Kurikulum Berbasis Cinta DAPAT DIBACA DAN DIUNDUH DISINI