
MISKONSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN MENDALAM
Sering muncul berbagai miskonsepsi tentang Pembelajaran Mendalam (PM). Berikut Beberapa Miskonsepsi tentang Pembelajaran Mendalam:
No |
Miskonsepsi ❌ |
Konsep sebenarnya ✅ |
1 |
Deep Learning adalah kurikulum |
PM bukan kurikulum, tetapi pendekatan pembelajaran. Kurikulum itu dokumen resmi yang berisi struktur program dan capaian pembelajaran (misalnya K13, Kurikulum Merdeka). PM dapat dikatakan pendekatan untuk menrancang strategi yang bisa dipakai dalam kurikulum apa saja. |
2 |
Pembelajaran surface tidak diperlukan dalam PM. |
Justru pembelajaran surface tetap penting sebagai dasar sebelum murid masuk ke pemahaman yang lebih mendalam (relasional & extended abstrak). |
3 |
Pengalaman belajar adalah tahapan. |
Pengalaman belajar itu berbentuk siklus/ spiral, bukan tangga lurus. Murid akan melalui proses memahami, mengaplikasikan, hingga merefleksi secara berulang untuk memperdalam pemahamannya. |
4 |
Pengalaman belajar = Taksonomi |
Pengalaman belajar adalah rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, bukan sekadar tingkatan dalam taksonomi |
5 |
Menguasai PM berarti hafal rumus 8-3-3-4 atau 4-3-3-8. |
PM tidak berhenti pada hafalan. Intinya adalah pemahaman bertingkat, mengintegrasikan konsep, teori, sampai penerapan nyata dari pra structural hingga extended abstrak. |
6 |
Dalam satu pertemuan harus ada 3 pengalaman belajar. |
Tidak ada aturan kaku begitu. Jumlah pengalaman belajar disesuaikan dengan tujuan dan kedalaman materi. Bisa tersebar di beberapa pertemuan. |
7 |
Agar pembelajaran menyenangkan harus banyak ice breaking |
Menyenangkan itu bukan sekadar permainan. Murid merasa bahagia ketika mendapat dukungan, dihargai, dan berhasil melewati tantangan belajar. |
8 |
Perencanaan pembelajaran harus diganti istilahnya menjadi PPM (Pencana Pembelajaran Mendalam).
|
Tidak perlu. Cukup gunakan istilah yang berlaku (RPP/Modul Ajar). Yang penting, komponen perencanaan pembelajaran tersusun lengkap dan jika RPP dapat dituliskan yang opsional saja. |
9 |
Refleksi dalam PM hanya di awal atau akhir pertemuan. |
Ada dua bentuk refleksi: Refleksi kegiatan: deskriptif, interpretatif, analitis, kritis, hingga transformasional.
Refleksi mendalam: muncul di akhir siklus belajar, saat murid mampu regulasi diri, mengelola emosi, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. |
10 |
Dalam satu perencanaan pembelajaran harus memuat minimal 3 atau semua DPL.
|
Tidak harus. DPL dipilih sesuai karakteristik mata pelajaran dan tujuan pembelajaran. Bisa fokus pada 1–2 DPL sesuai kebutuhan, bisa juga lebih. |
11 |
Mengawali pembelajaran dengan doa dan salam sudah otomatis mencapai DPL keimanan dan ketakwaan.
|
Doa dan salam adalah pembiasaan. DPL keimanan & ketakwaan tercapai ketika murid mampu mengaplikasikan nilai iman dalam sikap, pilihan, dan perilaku sehari-hari. |
12 |
PM hanya cocok untuk Kurikulum Merdeka. |
PM itu bisa berlaku di era kurikulum apa saja. Prinsip PM—pemahaman bermakna, berpikir kritis, reflektif, kolaboratif, dan kontekstual—bisa diterapkan dalam Kurikulum Merdeka, K13, maupun kurikulum lainnya |
14 |
Setiap kegiatan pembelajaran PM harus ada proyek.
|
Tidak harus. Proyek hanyalah salah satu model yang bisa dipakai. PM bisa dijalankan dengan berbagai Model seperti discovery, inquiry, problem based learning dll. Dapat dengan berbagai metode: diskusi, eksperimen, studi kasus, simulasi, atau tugas kontekstual lainnya. Yang penting, murid membangun pemahaman bermakna dan bisa mengaitkan dengan kehidupan nyata/ kehidupan sehari-hari murid. |
15 |
Pembelajaran Mendalam (PM) kebanyakan tidak mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari murid.
|
Justru inti PM adalah menghubungkan konsep dengan konteks nyata. Materi dipelajari agar murid mampu memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga belajar terasa bermakna, berguna, dan relevan. |
16 |
Memahami harus ada tayangan video atau PPT materi.
|
Tidak harus. Video/PPT hanya media bantu, memahami bisa dicapai dengan berbagai cara (stimulus, ekplorasi dengan membaca, berdiskusi, observasi). |
17 |
Mengaplikasi harus ada LKPD yang didalamnya ada mengerjakan soal-soal
|
Tidak harus. Mengaplikasi artinya menggunakan pengetahuan dalam situasi nyata/konteks baru. Bisa lewat praktik, proyek, percobaan,experiment, presentasi, demonstarsi/simulasi, atau menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari. LKPD hanyalah salah satu alat bantu yang dapat berupa lembar kegiatan. |
18 |
PM harus menggunakan buku paket
|
Buku paket bukan satu-satunya sumber belajar, Juga bukan acuan guru mengajar. Guru mengajar acuannya adalah CP. |
19 |
PM yang penting semua komponen sistematika modul ajar harus lengkap.
|
Kelengkapan komponen modul ajar penting, tapi bukan inti dari PM. Yang utama adalah bagaimana pembelajaran dilaksanakan sehingga murid mengalami proses memahami, mengaplikasi, dan merefleksi secara bermakna, dan kontekstual, bukan sekadar modul ajar terlihat lengkap secara administratif. |
|
Dalam PM guru khawatir materi tidak tersampaikan karena materi masih banyak.
|
PM tidak menuntut menyampaikan semua materi secara luas, melainkan memilih materi esensial yang mendukung kompetensi murid. Fokusnya pada pendalaman konsep utama, bukan pada kuantitas materi. Dengan begitu murid benar-benar memahami, bukan sekadar menuntaskan halaman. |
20 |
Guru khawatir jika tidak menjelaskan di awal dengan ceramah dari PPT, murid tidak akan paham.
|
Dalam PM, guru tidak harus selalu menjelaskan di awal dengan ceramah/PPT. Pemahaman murid bisa dibangun lewat eksplorasi, pertanyaan pemantik, diskusi, observasi, atau aktivitas kontekstual. Penjelasan guru tetap penting, tetapi lebih efektif jika diberikan setelah murid mengalami proses belajar, bukan sekadar di awal. |
Sumber WAG: kiriman Dr. Eni Kuswati
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
KUMPULAN MATERI LENGKAP PEMBELAJARAN MENDALAM BAGI GURU, KEPSEK DAN PENGAWAS
Yang butuh materi Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) silakan di Download pada link dibawah ini: Materi TOT Guru dan Kasek Tentang Pembelajaran Mendalam: https://drive.googl
PERANGKAT PEMBELAJARAN JENJANG SMA/SMK
Penyusunan perangkat pembelajaran mendalam merupakan proses sistematis dan terarah untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna, mendalam, dan berorientasi pada pengembangan kompe
PERANGKAT PEMBELAJARAN JENJANG SD
Penyusunan perangkat pembelajaran mendalam merupakan proses sistematis dan terarah untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna, mendalam, dan berorientasi pada pengembangan kompe
PERANGKAT PEMBELAJARAN JENJANG PAUD
Penyusunan perangkat pembelajaran mendalam merupakan proses sistematis dan terarah untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna, mendalam, dan berorientasi pada pengembangan kompe
Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam dalam Pembelajaran dan Asesmen
Pembelajaran mendalam dalam kerangka kerja pembelajaran mendalam didefinisikan sebagai pendekatan yang memuliakan dengan meneka
"REVISI KURIKULUM PENDIDIKAN 2025: PERKUAT PEMBELAJARAN MENDALAM DAN EKSTRAKURIKULER UNTUK ANAK USIA DINI HINGGA MENENGAH"
Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 merupakan revisi atas Peraturan Menteri Pe
MODUL PEMBELAJARAN MENDALAM UNTUK PENGAWAS SEKOLAH
Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) merupakan pendekatan inovatif yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa melalui proses pembelaja
KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL
[Kumpulan Materi] Koding AI: s.id/koding-ai Deep Learning Pembelajaran Mendalam (PM): s.id/PM-KS Contoh RPP PM: s.id/RPP_PM Baca Juga: Buku Artificial Intellegence (AI) SMP
DELAPAN DIMENSI PROFIL LULUSAN
1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YMEIndividu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan YME dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupa
Contoh Format RPP Pembelajaran Mendalam Versi Kemendikdasmen
Dalam konteks ini, kita akan memperkenalkan istilah baru yaitu Perencanaan Pembelajaran Mendalam sebagai pengganti dari istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Modul Ajar. Pe
PENYELARASAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN PEMBELAJARAN MENDALAM
Penyelarasan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan dengan Pembelajaran Mendalam Materi ini merupakan bagian dari pelatihan asinkronus selama 3 jam pelajaran (@45 menit) yang bertuju
STRATEGI MENGAJAR ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)
A. Karakteristik Pembelajar Dewasa (Andragogi) Malcolm Shepherd Knowles (1980, 1984) mengidentifikasi lima asumsi utama tentang karakteristik pembelajar dewasa yang membedakannya dari
BUKU TEKS PENDAMPING PEMBELAJARAN KODING DAN KECERDASAN ARTIFIAL (KA)
Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 005/H/P/2025 tentang Buku Teks Pendamping Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah pada Satuan Pendidikan diterbitk
POLA PIKIR BERTUMBUH (GROWTH MINDSET)
A. Konsep Dasar Pola Pikir (Mindset) Pola pikir (mindset) merupakan fondasi utama yang menentukan tindakan dan hasil yang diperoleh seseorang, sesuai dengan ungkapan Mindset is Everyth
KUMPULAN MODUL PEMBELAJARAN MENDALAM
Pembelajaran Mendalam Definisi Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakandengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PERMENDIKDASMEN NOMOR 10 TAHUN 2025
I. Latar Belakang dan Tujuan Peraturan ini diterbitkan untuk menggantikan Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 karena dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan hukum dan kebutuhan
KUMPULAN MATERI PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
Sebelum mengimplementasikan Deep Learning sebaiknya kita mengenal lebih dekat apa itu Deep Learning. Mari kita mulai ganti istilah Deep Learning dengan padananan dalam Bahasa Indonesia
MODUL KODING DAN KA DARI FASE D UNTUK FASE F (SMA/SMK)
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meni
MODUL KODING DAN KA DARI FASE D UNTUK FASE E (SMA/SMK)
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meni
MODUL KODING DAN KA DARI FASE C UNTUK SEKOLAH DASAR
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meni
TEMPLET RPP PEMBELAJARAN MENDALAM
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) adalah sebuah pendekatan dalam merancang pengalaman belajar yang bertujuan untuk mencapai pemahaman konsep dan penguasaan kompe
CONTOH RPP PEMBELAJARAN MENDALAM
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelaj
Kumpulan Modul Koding dan KA dari Fase C - F.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah merilis Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial yang menjadi landasan filosofi. Naskah akademik ini menggarisbawahi
NASKAH AKADEMIK PEMBELAJARAN KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL PADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Ringkasan Eksekutif Pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan artifisial (AI), mahadata (big data), dan Internet of Things (IoT) makin mendominasi berbagai sektor. Digitalisasi telah me
NASKAH AKADEMIK PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
Pembelajaran Mendalam Definisi: Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, be
Pengertian Kurikulum Deep Learning beserta Contohnya
Kurikulum Merdeka akan diganti menjadi Kurikulum Deep Learning seiring usulan Menteri Pendidikan yang baru. Kurikulum Deep Learning adalah sistem pembelajaran yang d