PENYUSUNAN RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INKUIRI KOLABORATIF SECARA TERSTRUKTUR
A. Konsep dan Tahapan Inkuiri Kolaboratif
Perhatikan lingkaran yang membentuk kerangka pembelajaran mendalam berikut.

Lingkaran luar dari kerangka kerja pembelajaran mendalam menggambarkan proses Inkuiri Kolaboratif yang mendasari tindakan dan mendorong efek interaksi dari semua lapisan. Meskipun digambarkan sebagai lingkaran luar, ini bukanlah langkah akhir, tetapi lebih meresap ke setiap lingkaran dengan menciptakan dialog yang kuat di setiap tahap pengembangan. Proses ini dapat digunakan oleh guru untuk merancang pengalaman Pembelajaran Mendalam, oleh tim untuk memoderasi pekerjaan dan pertumbuhan murid, dan oleh para pemimpin untuk menilai kondisi yang dibutuhkan untuk mendorong Pembelajaran Mendalam di tingkat satuan pendidikan dan sistem. Dari semua kondisi yang mendorong pembelajaran mendalam, kolaborasi merupakan inti dari semuanya. Kolaborasi bukanlah tujuan akhir, karena pembelajaran mendalam melibatkan inovasi dan praktik baru yang sangat fokus dan spesifik, pembelajaran mendalam memerlukan sarana untuk mengembangkan dan mengakses ide-ide yang baik. Apabila guru menginginkan perubahan dalam praktik pedagogi baru, mereka memerlukan dukungan dari orang lain untuk mengidentifikasi praktik yang efektif dan untuk mendorong pemikiran baru dan praktik inovatif.
Inkuiri Kolaboratif adalah suatu proses yang mengeksplorasi pemikiran profesional dan pertanyaan-pertanyaan para pendidik dengan menelaah praktik (refleksi) serta asumsi yang sudah ada melalui keterlibatan dengan rekan sejawat. Proses ini diakui sebagai strategi yang efektif dalam mendorong perubahan karena mampu secara bersamaan meningkatkan pembelajaran profesional serta berkontribusi langsung pada peningkatan hasil belajar murid.
Inkuiri Kolaboratif tidak hanya berfungsi sebagai metode pemecahan masalah dan penyempurnaan praktik individu, tetapi juga sebagai pendekatan sistematis yang memanfaatkan bukti hasil belajar murid untuk membangun tim sekolah yang kolaboratif serta menciptakan pengetahuan profesional bersama yang dapat diterapkan. Fokus utama Inkuiri Kolaboratif adalah murid dan hasil belajarnya.
Untuk mengembangkan Inkuiri Kolaboratif terdapat 4 (empat) tahap sebagaimana gambar di bawah ini.

Berikut adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dalam menerapkan siklus Inkuiri Kolaboratif.
Tahap I: Mengidentifikasi
Tahap pertama dimulai dengan mengidentifikasi posisi murid, mempertimbangkan penerapan kurikulum, dan membangun minat murid untuk menetapkan tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan. Sasaran pembelajaran ditetapkan berdasarkan penilaian kebutuhan, kekuatan, dan minat murid serta kemahiran dalam delapan dimensi profil lulusan. Kriteria Keberhasilan diidentifikasi untuk menggambarkan bukti yang akan mendokumentasikan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai.
Tahap II: Desain
Tahap kedua merupakan perancangan pengalaman belajar yang melibatkan murid dalam mencapai kompetensi sesuai capaian dan tujuan pembelajaran. Langkah ini mencakup pemilihan pedagogi yang paling efektif, pertimbangan kemitraan pembelajaran yang dibutuhkan, pengembangan lingkungan yang menumbuhkan budaya belajar, dan penggunaan digital yang memanfaatkan pembelajaran. Bekerja sama pada desain pembelajaran ini dapat meningkatkan inovasi guru karena mereka terstimulasi oleh ide-ide guru lain dan murid itu sendiri. Meskipun awalnya memakan waktu, para guru menemukan bahwa cara ini membantu mereka memfokuskan energi mereka, dan setelah beberapa desain pertama, mereka dapat saling berbagi praktik baik, menjadi lebih inovatif, dan benar-benar menghemat waktu karena mereka berbagi beban kerja desain.
Tahap III: Implementasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses ini, guru memantau pembelajaran, memberikan bantuan yang diperlukan murid, mengajukan pertanyaan, dan memandu penemuan yang lebih mendalam dengan mengajukan pertanyaan seperti: “Seberapa baik murid belajar?” “Bukti apa yang saya/kami miliki tentang pembelajaran tersebut?” “Apa yang murid butuhkan selanjutnya untuk memperdalam pembelajaran mereka?” Selama tahap ini, guru dapat mengamati di kelas masing-masing atau berbagi tanggung jawab untuk murid dengan mengelompokkan murid di seluruh kelas untuk tugas atau minat tertentu.
Tahap IV: Mengukur, Merefleksikan, Mengubah
Pada tahap akhir proses, guru berkolaborasi untuk mendokumentasikan pembelajaran murid. Mereka mempertimbangkan berbagai macam bukti penilaian formal dan informal dari produk dan kinerja kerja murid untuk mengukur pertumbuhan, baik dalam konten akademis maupun kompetensi untuk menginformasikan keputusan mereka. Data murid kemudian dimasukkan ke dalam siklus pembelajaran berikutnya dan memberikan masukan yang kaya untuk desain pembelajaran berikutnya.
B. Rancangan dan Implementasi Inkuiri Kolaboratif
Langkah-langkah di atas merupakan langkah yang digunakan oleh pendidik dalam menciptakan Inkuiri Kolaboratif. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran memiliki kewajiban untuk mendorong terciptanya Inkuiri Kolaboratif tersebut dalam rangka mendukung Pembelajaran Mendalam sesuai dengan kurikulum yang berlaku, sambil terus mengembangkan praktik pedagogis yang inovatif. Hal ini mencakup penciptaan lingkungan pembelajaran yang kontekstual, pemanfaatan media digital secara optimal, serta pembentukan kemitraan dengan keluarga, komunitas, mitra profesional, serta dunia usaha dan industri untuk mendukung Pembelajaran Mendalam.
Untuk memulai dan mempercepat implementasi Inkuiri Kolaboratif teradapat 4 (empat) norma yang harus dilakukan.
1) Asumsikan bahwa guru telah memberikan pemikiran terbaiknya saat itu.
2) Asumsikan bahwa semua detail tugas dan pemikiran di baliknya tidak dapat dibagikan sepenuhnya dalam contoh ini.
3) Jangan terburu-buru dalam menilai. Sadarilah bahwa kita tidak dapat sepenuhnya mengetahui semua yang terjadi di kelas sebelum tugas ini atau apa yang akan terjadi setelahnya.
4) Kita semua perlu mengambil sikap belajar. Berikut adalah langkah-langkah dalam merancang dan mengimplementasikan Inkuiri Kolaboratif dalam sekolah.
|
No |
Tahapan |
Tujuan |
Deskripsi |
|
1 |
Asess |
Mengidentifikasi kebutuhan, tantangan, dan peluang dalam implementasi pembelajaran mendalam di sekolah |
◻ Kepala sekolah menganalisis kebutuhan terkait dengan implementasi pembelajaran mendalam. Identifikasi apa yang menjadi tantangan dan peluang sekolah untuk kemudian dicarikan solusinya bersama-sama. ◻ Beberapa cara yang digunakan antara lain survei sederhana, diskusi, observasi kelas, umpan balik guru, berdialog dengan pemangku kepentingan: berbicara dengan guru, murid, dan orang tua untuk memahami kebutuhan mereka. ◻ Melihat kembali kebijakan dan sumber daya: mengevaluasi apakah kurikulum, fasilitas, dan dukungan sudah cukup untuk pelaksanaan pembelajaran mendalam. ◻ Jika terdapat banyak kebutuhan/permasalahan yang didapat dari analisis kebutuhan, maka lakukan prioritasasi berdasarkan kebutuhan yang dampaknya lebih besar terhadap murid. |
|
2 |
Design |
Merancang strategi dan program untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran mendalam |
◻ Berdasarkan kebutuhan yang ditemukan pada tahap assess kepala sekolah perlu menyusun rancangan program/kegiatan. Rencana ini perlu dilakukan secara bersama-sama dengan warga sekolah yang terkait. |
|
|
|
|
◻ Terdapat beberapa hal yang perlu didiskusikan, antara lain: - Isu yang lebih spesifik berdasarkan hasil analisis kebutuhan - Tetapkan tujuan program secara SMART (specific, measurable, achievable , realistic, and timely) - Lakukan diskusi tentang strategi yang akan digunakan - Bagi peran dan tanggung jawab kepada guru dan pihak terkait |
|
3 |
Implement |
Menerapkan strategi yang telah dirancang dalam praktik nyata di sekolah |
Dalam proses ini, kepala sekolah melakukan pendampingan, memberikan bantuan yang diperlukan, mendorong pihak yang terlibat untuk mendokumentasikan kegiatan (dokumentasi dapat berbentuk praktik yang berhasil maupun yang belum berhasil). Pada tahap ini kepala sekolah juga melakukan pemantauan. |
|
4 |
Measure, Reflect, and Change |
Mengevaluasi efektivitas pembelajaran dan melakukan perbaikan berkelanjutan |
◻ Kepala sekolah melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau tidak. ◻ Kepala sekolah mengajak pihat terkait merefleksikan praktik yang sudah dilakukan, mengajak untuk berbagi pengalaman dan insight dari implementasi kegiatan. ◻ Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap permasalahan yang perlu ditindaklanjuti, ◻ Kepala sekolah |
Pada tabel di atas tampak bahwa setiap tahapan dalam menerapkan siklus Inkuiri Kolaboratif selalu dilakukan dengan menerapkan kolaborasi. Kepala sekolah diharapkan dapat menciptakan iklim kolaborasi dalam mendukung penerapan pembelajaran mendalam. Menurut Fullan (2014) “The principal is not the instructional leader in the traditional sense, but rather the lead learner who models learning, works with others to build a collaborative culture, and fosters a collective responsibility for student achievement.” Itu artinya bahwa pembelajaran mendalam dapat terwujud apabila terdapat kolaborasi beberapa pihak, antara lain guru, orang tua, masyarakat, dan dunia usaha dan dunia industri.
Kolaborasi dalam dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara dua pihak atau lebih yang memiliki tujuan bersama, tanggung jawab yang dibagi, serta komitmen untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dillenbourg (1999) menyatakan bahwa kolaborasi adalah situasi di mana dua atau lebih individu bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah secara kolektif.
Mattessich dan Monsey (1992) menjelaskan bahwa kolaborasi yang efektif dicirikan oleh adanya komunikasi terbuka, kepercayaan, dan kesetaraan antarpihak yang terlibat. Dalam lingkungan sekolah, kolaborasi tidak hanya terjadi antara guru, tetapi juga antara kepala sekolah dengan guru, siswa, tenaga kependidikan, orang tua, bahkan masyarakat sekitar.
Kepala sekolah harus menjadi pelopor Kolaborasi dengan alasan:
- Pemimpin sebagai teladan (Role Model)
Kepala sekolah merupakan figur sentral yang tindakannya ditiru oleh guru dan staf. Ketika kepala sekolah menunjukkan sikap terbuka, mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain, maka iklim kolaboratif akan tumbuh secara alami.
- Mendorong peningkatan kualitas pembelajaranMewujudkan lingkungan kerja yang positifPengambilan keputusan yang inklusifMenghadapi tantangan secara kolektif
Kolaborasi antarguru yang difasilitasi oleh kepala sekolah mendorong pertukaran praktik baik, refleksi pembelajaran, serta inovasi metode pengajaran yang berdampak positif pada hasil belajar siswa.
-
Mewujudkan lingkungan kerja yang positif
Kepala sekolah dapat menciptakan suasana kerja yang mendukung, saling menghargai, dan penuh semangat kebersamaan. Lingkungan semacam ini akan mendorong loyalitas, motivasi, dan kepuasan kerja staf.
-
Pengambilan keputusan yang inklusif
Kepala sekolah yang melibatkan guru, siswa, dan pihak lain dalam proses pengambilan keputusan akan menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kebijakan sekolah..
- Menghadapi tantangan secara kolektif
Dunia pendidikan selalu menghadapi tantangan baru. Kolaborasi yang kuat memungkinkan sekolah merespon perubahan kurikulum, teknologi, dan kebijakan dengan lebih adaptif.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MERANCANG PEMBELAJARAN DAN ASESMEN INTRAKURIKULER, KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER
Merancang pembelajaran dan asesmen intrakurikuler, kokurikuler, serta ekstrakurikuler dengan pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) memerlukan fokus pada pengembangan kemampua
PERBEDAAN DISCOVERY LEARNING DAN INQURY LEARNING
Hallo teman-tema guru hebat, kita sering menggunakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif menemukan sendiri pengetahuannya. Dan dua di antaranya adalah Discovery Learning
PERBEDAAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL)
Hallo teman-teman guru hebat, guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga membimbing siswa agar mampu berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Dua model pembelajaran yang sering di
CONTOH PENERAPAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Hallo teman-teman guru hebat, kali ini Keluarga Guru membuat langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Ini merupakan request, dan Alhamdulillah kal
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)
Hallo teman-teman guru hebat, kali ini kita bahas tentang model pembelajaran PBL, ya. Ini materi singkat dan contoh langkah-langkah pembelajarannya di kelas. Mari dicek, ya! --- Probl
MODEL PEMBELAJARAN DAN LANGKAH-LANGKAHNYA
Hallo teman-teman guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Dosen dan Tenaga Kependidikan apa kabar? Semoga selalu baik dan sehat, ya. Kali ini kita bahas tentang model pembelajaran, ya.
INSTRUMEN SUPERVISI PEMBELAJARAN MENDALAM
Instrumen Supervisi Pembelajaran Mendalam: UMPAN BALIK TELAAH RPP INSTRUMEN OBSERVASI PM UNDUH DISINI
PEMBELAJARAN MENDALAM BAGI PENGAWAS SEKOLAH
Latar Belakang Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks di era yang penuh ketidakpastian, termasuk krisis pembelajaran yang berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan, meskipun a
Alur Perkembangan Kompetensi Dimensi Profil Lulusan
Alur Perkembangan Kompetensi sebagai bagian dari kurikulum pendidikan Indonesia, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 13 Tahun 2025. Alur ini menjelaskan proses perkembangan m
PANDUAN PEMBELAJARAN STEM (STEMSAINS TEKNOLOGI ENJINERING MATEMATIKA)
Dalam kerangka pembelajaran mendalam, STEM merupakan salah satu bentuk praktik pedagogis yang menyediakan lingkungan pembelajaran lintas disiplin ilmu sekaligus menunjukkan kepada murid
PANDUAN MATA PELAJARAN JENJANG PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
Panduan Mata Pelajaran disusun sebagai acuan bagi pendidik dalam menerjemahkan Capaian Pembelajaran ke dalam praktik pembelajaran di kelas sekaligus merancang pembelajaran yang bermakna
PEDOMAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MENDALAM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
Meskipun akses pendidikan dasar dan menengah di Indonesia sudah cukup baik, terjadi krisis pembelajaran yang berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Hasil studi Organisation for E
PEDOMAN IMPLEMENTASI KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
Dokumen ini adalah Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 127/P/2025, ditetapkan pada 4 September 2025 oleh Abdul Muti. Bertujuan mentransformasi pendidikan digital untuk
MISKONSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN MENDALAM
Sering muncul berbagai miskonsepsi tentang Pembelajaran Mendalam (PM). Berikut Beberapa Miskonsepsi tentang Pembelajaran Mendalam: No Miskonsepsi ❌ Kons
KUMPULAN MATERI LENGKAP PEMBELAJARAN MENDALAM BAGI GURU, KEPSEK DAN PENGAWAS
Yang butuh materi Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) silakan di Download pada link dibawah ini: Materi TOT Guru dan Kasek Tentang Pembelajaran Mendalam: https://drive.googl
PERANGKAT PEMBELAJARAN JENJANG SMA/SMK
Penyusunan perangkat pembelajaran mendalam merupakan proses sistematis dan terarah untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna, mendalam, dan berorientasi pada pengembangan kompe
PERANGKAT PEMBELAJARAN JENJANG SD
Penyusunan perangkat pembelajaran mendalam merupakan proses sistematis dan terarah untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna, mendalam, dan berorientasi pada pengembangan kompe
PERANGKAT PEMBELAJARAN JENJANG PAUD
Penyusunan perangkat pembelajaran mendalam merupakan proses sistematis dan terarah untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna, mendalam, dan berorientasi pada pengembangan kompe
Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam dalam Pembelajaran dan Asesmen
Pembelajaran mendalam dalam kerangka kerja pembelajaran mendalam didefinisikan sebagai pendekatan yang memuliakan dengan meneka
"REVISI KURIKULUM PENDIDIKAN 2025: PERKUAT PEMBELAJARAN MENDALAM DAN EKSTRAKURIKULER UNTUK ANAK USIA DINI HINGGA MENENGAH"
Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 merupakan revisi atas Peraturan Menteri Pe
MODUL PEMBELAJARAN MENDALAM UNTUK PENGAWAS SEKOLAH
Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) merupakan pendekatan inovatif yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa melalui proses pembelaja
KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL
[Kumpulan Materi] Koding AI: s.id/koding-ai Deep Learning Pembelajaran Mendalam (PM): s.id/PM-KS Contoh RPP PM: s.id/RPP_PM Baca Juga: Buku Artificial Intellegence (AI) SMP
DELAPAN DIMENSI PROFIL LULUSAN
1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YMEIndividu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan YME dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupa
Contoh Format RPP Pembelajaran Mendalam Versi Kemendikdasmen
Dalam konteks ini, kita akan memperkenalkan istilah baru yaitu Perencanaan Pembelajaran Mendalam sebagai pengganti dari istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Modul Ajar. Pe
PENYELARASAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN PEMBELAJARAN MENDALAM
Penyelarasan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan dengan Pembelajaran Mendalam Materi ini merupakan bagian dari pelatihan asinkronus selama 3 jam pelajaran (@45 menit) yang bertuju
STRATEGI MENGAJAR ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)
A. Karakteristik Pembelajar Dewasa (Andragogi) Malcolm Shepherd Knowles (1980, 1984) mengidentifikasi lima asumsi utama tentang karakteristik pembelajar dewasa yang membedakannya dari
BUKU TEKS PENDAMPING PEMBELAJARAN KODING DAN KECERDASAN ARTIFIAL (KA)
Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 005/H/P/2025 tentang Buku Teks Pendamping Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah pada Satuan Pendidikan diterbitk
POLA PIKIR BERTUMBUH (GROWTH MINDSET)
A. Konsep Dasar Pola Pikir (Mindset) Pola pikir (mindset) merupakan fondasi utama yang menentukan tindakan dan hasil yang diperoleh seseorang, sesuai dengan ungkapan Mindset is Everyth
KUMPULAN MODUL PEMBELAJARAN MENDALAM
Pembelajaran Mendalam Definisi Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakandengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PERMENDIKDASMEN NOMOR 10 TAHUN 2025
I. Latar Belakang dan Tujuan Peraturan ini diterbitkan untuk menggantikan Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 karena dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan hukum dan kebutuhan
KUMPULAN MATERI PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
Sebelum mengimplementasikan Deep Learning sebaiknya kita mengenal lebih dekat apa itu Deep Learning. Mari kita mulai ganti istilah Deep Learning dengan padananan dalam Bahasa Indonesia
MODUL KODING DAN KA DARI FASE D UNTUK FASE F (SMA/SMK)
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meni
MODUL KODING DAN KA DARI FASE D UNTUK FASE E (SMA/SMK)
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meni
MODUL KODING DAN KA DARI FASE C UNTUK SEKOLAH DASAR
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meni
TEMPLET RPP PEMBELAJARAN MENDALAM
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) adalah sebuah pendekatan dalam merancang pengalaman belajar yang bertujuan untuk mencapai pemahaman konsep dan penguasaan kompe
CONTOH RPP PEMBELAJARAN MENDALAM
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelaj
Kumpulan Modul Koding dan KA dari Fase C - F.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah merilis Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial yang menjadi landasan filosofi. Naskah akademik ini menggarisbawahi
NASKAH AKADEMIK PEMBELAJARAN KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL PADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Ringkasan Eksekutif Pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan artifisial (AI), mahadata (big data), dan Internet of Things (IoT) makin mendominasi berbagai sektor. Digitalisasi telah me
NASKAH AKADEMIK PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
Pembelajaran Mendalam Definisi: Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, be
Pengertian Kurikulum Deep Learning beserta Contohnya
Kurikulum Merdeka akan diganti menjadi Kurikulum Deep Learning seiring usulan Menteri Pendidikan yang baru. Kurikulum Deep Learning adalah sistem pembelajaran yang d
