IKLIM LINGKUNGAN BELAJAR
Kedudukan Iklim Lingkungan Belajar dalam Sekolah yang Kita Cita-Citakan (Kebijakan Kemendikbudristek)
Beberapa aspek penting yang membentuk iklim sekolah, yaitu:
-
Konsep Iklim Lingkugan Belajar: Sekolah sebagai sebuah ekosistem yang memiliki pengaruh penting terhadap proses belajar mengajar dan perkembangan murid secara keseluruhan.
-
Hubungan Sosial: Kualitas interaksi antara guru dan murid, murid dan murid, serta keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah.
-
Keamanan dan Kenyamanan: Rasa aman secara fisik dan emosional bagi semua siswa, serta kondisi fisik sekolah yang menunjang pembelajaran.
-
Lingkungan Belajar: Kualitas pengajaran, motivasi belajar siswa, dan kesempatan belajar yang tersedia bagi semua siswa.
-
Kepemimpinan Sekolah: Kebijakan dan prosedur sekolah yang adil dan konsisten, visi dan misi sekolah yang jelas dan terimplementasi dengan baik.
-
Kesejahteraan dan Dukungan: Program kesejahteraan murid, dukungan untuk siswa dengan kebutuhan khusus, dan budaya sekolah yang positif.
-
Budaya Sekolah yang Kuat dan Berkelanjutan: Budaya sekolah sebagai elemen penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan suportif bagi semua murid.
Pemahaman tentang iklim sekolah sangatlah penting bagi asesor akreditasi khususnya dalam menilai Komponen Iklim Lingkungan Belajar pada proses akreditasi. Dengan menggabungkan pemahaman tentang iklim sekolah, aspirasi dan harapan tentang sekolah yang dicita-citakan, dan kemampuan asesor dalam mengambil dan mengolah data, maka akan terbuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
1. PENTINGNYA IKLIM SEKOLAH YANG POSITIF
Pertanyaan Pemantik
Di sekolah yang baik, semua murid punya kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter yang mereka perlukan untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dengan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi dan karakter ini mencakup kemampuan literasi dan numerasi, keimanan ketakwaan dan akhlak mulia, nalar kritis, kreativitas, gotong royong, kebinekaan dan kemandirian.
Untuk mencapai hal-hal tersebut, sekolah kita harus memiliki:
-
Pembelajaran yang berpusat pada murid
-
Guru reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi
-
Iklim sekolah yang aman, inklusif, dan merayakan kebinekaan
-
Kepemimpinan untuk perbaikan layanan berkelanjutan
Penguatan Teori
Lingkungan sekolah bukan hanya sebatas ruang kelas dan fasilitas fisik, melainkan sebuah ekosistem yang kompleks dengan pengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar dan perkembangan siswa secara keseluruhan. Albert Bandura, pakar psikologi sosial, menekankan peran penting pembelajaran melalui observasi, imitasi, dan modeling dalam perkembangan individu. Iklim sekolah yang positif menjadi wadah ideal bagi siswa untuk mengamati dan meniru perilaku positif dari guru dan teman sebaya, yang berdampak positif pada sikap, nilai, dan perilaku mereka.
Dalam konteks ini, terdapat beberapa model teori iklim sekolah yang berbeda, namum model yang paling umum digunakan adalah model ekologis yang dikembangkan oleh Kurt Luwin.
Model ini menggambarkan iklim sekolah sebagai sebuah sistem yang kompleks yang terdiri dari beberapa tingkatan yang saling terkait, yaitu:
- Tingkat individu: Faktor-faktor yang berkaitan dengan individu siswa, seperti kepribadian, latar belakang, dan motivasi. Setiap siswa membawa keunikan pribadi yang memengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan belajar mereka.
- Tingkat kelompok: Faktor-faktor yang berkaitan dengan kelompok siswa, seperti kelas, tim, dan kelompok sosial. Interaksi dalam kelompok ini membentuk dinamika sosial yang dapat mendukung atau menghambat proses belajar
- Tingkat organisasi: Faktor-faktor yang berkaitan dengan organisasi sekolah, seperti struktur, kebijakan, dan budaya. Struktur organisasi dan kebijakan sekolah menciptakan kerangka kerja di mana proses belajar mengajar terjadi, sedangkan budaya sekolah memengaruhi nilai-nilai dan norma-norma yang diterapkan di sekolah.
- Tingkat lingkungan: faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan eksternal sekolah, seperti komunitas, budaya lokal, dan kebijakan pemerintah. Lingkungan eksternal ini memberikan konteks yang lebih luas di mana sekolah beroperasi dan dapat mempengaruhi sumber daya serta dukungan yang tersedia bagi sekolah.
Teori yang mendukung pentingnya Iklim lingkungan belajar dan Bagaimana implementasi dalam penilaian akreditasi yang FLEKSIBEL
- Iklim sekolah termasuk dalam mesosystem, di mana interaksi antara siswa, guru, dan staf sekolah memainkan peran penting dalam perkembangan karakter dan akademis siswa (Teori Ekologi; Bronfenbrenner).
Mesosistem meliputi interaksi antar mikrosistem yang berbeda dimana seorang anak berada. Pada intinya mesosistem adalah suatu sistem yang terbentuk dari mikrosistem dan melibatkan hubungan antara rumah dan sekolah, teman sebaya dan keluarga atau antara keluarga dan sekolah dalam psikologi perkembangan.
- Iklim sekolah yang positif menyediakan lingkungan di mana siswa dapat mengamati dan meniru perilaku positif dari guru dan teman sebaya, yang berdampak pada perkembangan sikap dan perilaku mereka (Teori Pembelajaran Sosial; Albert Bandura).
- Iklim sekolah yang positif menciptakan kondisi di mana siswa merasa didukung dalam mencapai kebutuhan psikologis dasar, kompetensi, dan keterhubungan tersebut dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa (Teori Self-Determination; Deci dan Ryan
-
Iklim sekolah yang adil dan transparan dalam penerapan kebijakan dan hubungan interpersonal dapat meningkatkan keterlibatan dan kepuasan siswa serta staf (Teori Keadilan Organisasi: Greenberg).
-
Iklim sekolah yang mendukung dapat membantu meningkatkan self-efficacy siswa dengan menyediakan tantangan yang sesuai dan dukungan yang memadai (Teori Kognitif Sosial: Albert Bandura)
-
Iklim sekolah yang positif membantu menciptakan emosi positif seperti rasa percaya diri dan minat, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam pembelajaran (Teori Emosi dan Motivasi; Meyer dan Turner).
2. MEMBANGUN HUBUNGAN SOSIAL YANG POSITIF DI SEKOLAH
Hubungan sosial yang baik dalam ekosistem sekolah harus mencerminkan sikap saling menghargai keberagaman. Setiap individu di sekolah memiliki latar belakang, budaya, dan pandangan yang berbeda. Menghargai keberagaman ini berarti mengakui dan menerima perbedaan tersebut sebagai bagian yang memperkaya komunitas sekolah. Ketika siswa melihat bahwa perbedaan mereka dihargai, mereka merasa lebih diterima dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar.
Mengenali Keberagaman
Penting bagi setiap anggota sekolah untuk mengenali keberagaman yang ada. Ini melibatkan memahami berbagai latar belakang budaya, agama, dan sosial yang ada di sekolah. Guru dan siswa perlu diberikan kesempatan untuk belajar tentang satu sama lain melalui berbagai aktivitas dan diskusi. Dengan mengenali keberagaman, sekolah dapat mengembangkan program yang inklusif dan kegiatan yang mencerminkan pluralitas komunitasnya, sehingga setiap individu merasa dilihat dan dihargai.
Membangun Sikap Menghargai Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah bagian penting dari lingkungan belajar yang inklusif. Dalam interaksi sehari-hari di sekolah, penting untuk memastikan bahwa semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, diperlakukan dengan adil dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Guru dan staf sekolah perlu memberikan contoh sikap menghargai kesetaraan gender, dengan memastikan bahwa tidak ada diskriminasi atau bias gender dalam perlakuan terhadap siswa. Ini juga bisa dilakukan dengan mengadakan diskusi dan pendidikan tentang pentingnya kesetaraan gender, sehingga siswa belajar untuk menghargai satu sama lain tanpa memandang gender.
Integrasi dalam Kualitas Hubungan
Kualitas hubungan sosial di sekolah sangat dipengaruhi oleh bagaimana sikap menghargai keberagaman, mengenali keberagaman, dan menghargai kesetaraan gender diintegrasikan dalam interaksi sehari-hari. Ketika semua elemen dalam ekosistem sekolah bekerja sama dengan sikap saling menghormati dan menghargai, mereka menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkarya. Rasa aman dan nyaman yang tercipta akan mendorong siswa untuk lebih aktif berpartisipasi dan mencapai potensi penuh mereka.
Dengan demikian, sikap menghargai keberagaman, mengenali keberagaman, dan membangun sikap menghargai kesetaraan gender bukan hanya elemen tambahan, tetapi fondasi penting dalam menciptakan hubungan sosial yang kuat dan berkualitas di sekolah.
Kasus Perundungan di Sekolah
Perundungan merupakan salah satu contoh kegagalan dalam membangun hubungan sosial yang positif di sekolah. Perundungan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti fisik, verbal, dan emosional. Perundungan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi korban, seperti trauma, depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri.
Ketidakharmonisan Hubungan Guru-Siswa
Ketidakharmonisan hubungan guru-siswa dapat menjadi hambatan dalam membangun hubungan sosial yang positif di sekolah. Ketidakharmonisan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya komunikasi yang baik, sikap guru yang otoriter, atau kurangnya rasa saling menghormati.
Berikut beberapa teori psikolog yang memberikan landasan untuk membangun hubungan sosial yang positif di sekolah:
- Teori Sistem Ekologis (Urie Bronfenbrenner)
Teori Bronfenbrenner menjelaskan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh berbagai sistem lingkungan yang saling berinteraksi, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas. Sekolah, termasuk dalam mesosystem, di mana interaksi antara siswa, guru, dan staf sekolah memainkan peran penting dalam perkembangan sosial dan akademis siswa. - Teori Kebutuhan Dasar Manusia (Maslow)
Menurut Maslow, manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara hierarkis. Kebutuhan fisiologis seperti makanan, air, dan tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar yang paling penting. Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia kemudian akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan cinta dan kasih sayang, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Teori ini memiliki implikasi penting dalam membangun hubungan sosial di sekolah. Guru dan staf sekolah perlu memastikan bahwa kebutuhan dasar siswa terpenuhi terlebih dahulu, seperti menyediakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, akses terhadap makanan dan minuman, serta dukungan emosional. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, siswa akan lebih siap untuk terlibat dalam membangun hubungan sosial yang positif dengan orang lain. - Teori Keterikatan (Bowlby & Ainsworth)
Teori keterikatan menjelaskan bagaimana hubungan awal antara anak dan pengasuhnya mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional mereka di kemudian hari. Anak-anak yang memiliki hubungan keterikatan yang aman dengan pengasuhnya cenderung memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi, serta kemampuan untuk membangun hubungan sosial yang positif dengan orang lain.
Teori ini memberikan panduan bagi guru dan orang tua dalam membangun hubungan yang positif dengan siswa. Guru dan orang tua perlu menunjukkan rasa kasih sayang, perhatian, dan dukungan kepada siswa. Mereka juga perlu menciptakan lingkungan yang konsisten dan aman, di mana siswa merasa diterima dan dihargai. - Teori Moral (Kohlberg)
Kohlberg mengemukakan enam tahap perkembangan moral yang dilalui manusia. Pada setiap tahap, individu memiliki pemahaman yang berbeda tentang moralitas dan bagaimana mereka harus berperilaku. Perkembangan moral individu dipengaruhi oleh interaksi sosial mereka dengan orang lain.
Teori Kohlberg memberikan panduan bagi guru dalam membantu siswa untuk mengembangkan moralitas mereka. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk diskusi dan refleksi moral. Guru juga perlu memberikan contoh yang baik tentang bagaimana berperilaku secara moral. - Teori Pembelajaran Sosial (Bandura)
Teori pembelajaran sosial menjelaskan bahwa manusia belajar melalui observasi dan peniruan. Orang-orang belajar dengan mengamati perilaku orang lain dan meniru perilaku yang mereka anggap bermanfaat atau menguntungkan.
Teori ini memiliki implikasi penting dalam membangun hubungan sosial di sekolah. Guru dan orang tua perlu menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam membangun hubungan sosial yang positif. Guru dan orang tua juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki hubungan sosial yang positif.
3. KEAMANAN DAN KENYAMANAN DI SEKOLAH
Sekolah merupakan tempat bagi murid untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Di lingkungan yang aman dan nyaman, murid merasa bebas untuk mengeksplorasi potensi mereka, berinteraksi dengan teman sebaya, dan fokus pada pembelajaran tanpa rasa cemas atau takut.
Keamanan dan Kenyamanan di Sekolah
Keamanan dan kenyamanan di sekolah bukan hanya sebatas keamanan fisik, tetapi juga mencakup keamanan emosional dan kondisi fisik sekolah yang baik. Berikut adalah elaborasi lebih lanjut mengenai tiga aspek penting ini:
1. Keamanan Fisik
Keamanan fisik di sekolah mencakup perlindungan dari bahaya fisik dan lingkungan yang berisiko. Ini melibatkan infrastruktur yang aman, seperti bangunan yang kokoh, fasilitas yang memadai, dan peralatan yang berfungsi dengan baik. Sekolah juga harus memiliki prosedur keselamatan yang jelas, termasuk rencana evakuasi darurat dan penanganan situasi krisis. Lingkungan fisik yang aman memberikan rasa tenang kepada murid dan orang tua, memungkinkan siswa untuk belajar tanpa khawatir akan keselamatan mereka.
2. Keamanan Emosional
Keamanan emosional adalah aspek krusial yang sering kali terlupakan. Ini berarti menciptakan suasana di mana murid merasa dihargai, didukung, dan bebas dari intimidasi atau bullying. Guru dan staf sekolah harus peka terhadap kebutuhan emosional murid dan siap memberikan dukungan ketika dibutuhkan. Ketika murid merasa aman secara emosional, mereka lebih cenderung untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dan menunjukkan kinerja akademik yang lebih baik.
3. Kondisi Fisik Sekolah yang Baik
Kondisi fisik sekolah yang baik juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan belajar. Ini mencakup ruang kelas yang bersih, fasilitas yang memadai seperti toilet, kantin, perpustakaan, serta area bermain yang aman. Pencahayaan yang baik, ventilasi yang memadai, dan kebersihan lingkungan sekolah semuanya berkontribusi pada suasana yang kondusif untuk belajar. Ketika kondisi fisik sekolah terjaga dengan baik, murid dapat belajar dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
Membangun sekolah yang aman dan nyaman merupakan faktor penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan optimal murid. Keamanan dan kenyamanan di sekolah bukan hanya sebatas keamanan fisik, tetapi juga mencakup keamanan emosional dan kondisi fisik sekolah yang baik. Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan perkembangan murid secara keseluruhan.
Berikut beberapa teori psikologi yang memberikan landasan kuat untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan di sekolah:
-
Teori Emosi Meyer dan Turner mengemukakan bahwa emosi yang dialami siswa dalam lingkungan belajar mempengaruhi motivasi mereka. Iklim sekolah yang positif membantu menciptakan emosi positif seperti rasa percaya diri dan minat, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam pembelajaran.
-
Teori Psikososial Erikson (Erikson) mengemukakan delapan tahap perkembangan psikososial yang harus dilalui manusia sepanjang hidupnya. Pada setiap tahap, individu dihadapkan pada krisis psikososial yang harus diselesaikan. Keberhasilan dalam menyelesaikan krisis psikososial akan mengantarkan individu pada perkembangan yang sehat, sedangkan kegagalan dalam menyelesaikan krisis psikososial dapat mengakibatkan masalah dalam perkembangan selanjutnya.
Teori Erikson memiliki implikasi penting dalam memahami bagaimana siswa membangun rasa aman dan nyaman di sekolah. Guru dan orang tua perlu memahami tahap perkembangan psikososial yang sedang dilalui siswa dan memberikan dukungan yang sesuai. Misalnya, pada tahap usia sekolah dasar, siswa sedang bergulat dengan krisis inisiatif vs rasa bersalah. Guru dan orang tua perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil inisiatif dan mencoba hal-hal baru, serta membantu mereka untuk mengatasi rasa bersalah jika mereka gagal.
-
Teori Moral (Kohlberg) mengemukakan enam tahap perkembangan moral yang dilalui manusia. Pada setiap tahap, individu memiliki pemahaman yang berbeda tentang moralitas dan bagaimana mereka harus berperilaku. Perkembangan moral individu dipengaruhi oleh interaksi sosial mereka dengan orang lain.
Teori ini memberikan panduan bagi guru dalam membantu siswa untuk mengembangkan moralitas mereka. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk diskusi dan refleksi moral. Guru juga perlu memberikan contoh yang baik tentang bagaimana berperilaku secara moral.
4. MENGEMBANGKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG POSITIF
Sekolah merupakan tempat bagi murid untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka. Di lingkungan belajar yang positif, murid akan merasa termotivasi untuk belajar, terlibat aktif dalam pembelajaran, dan mencapai prestasi yang optimal.
Lingkungan belajar yang positif bukan hanya sebatas kualitas pengajaran yang baik, tetapi juga mencakup motivasi belajar murid yang tinggi dan kesempatan belajar yang luas. Mari kita elaborasi lebih lanjut mengenai beberapa elemen penting yang menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bagaimana hal ini dapat difasilitasi melalui kegiatan yang inklusif untuk peserta didik dengan kebutuhan yang beragam.
1. Kualitas Pengajaran yang Baik
Kualitas pengajaran adalah fondasi dari lingkungan belajar yang positif. Guru yang terampil, berpengetahuan luas, dan mampu menyampaikan materi dengan cara yang menarik akan membuat murid lebih mudah memahami dan menguasai pelajaran. Namun, kualitas pengajaran juga mencakup pendekatan yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan individu murid. Ini berarti guru harus siap menggunakan berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar yang berbeda dan kebutuhan khusus dari setiap murid.
2. Motivasi Belajar Murid yang Tinggi
Motivasi belajar yang tinggi pada murid merupakan indikator penting dari lingkungan belajar yang positif. Ketika murid merasa termotivasi, mereka lebih cenderung untuk berpartisipasi aktif dalam kelas, menyelesaikan tugas dengan baik, dan mengejar prestasi akademik yang lebih tinggi. Guru dapat meningkatkan motivasi murid dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, memfasilitasi pembelajaran yang relevan dengan minat murid, dan menciptakan suasana kelas yang mendukung dan menghargai setiap usaha murid.
3. Kesempatan Belajar yang Luas
Kesempatan belajar yang luas berarti memberikan akses yang adil dan setara kepada semua murid untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Ini termasuk menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, proyek-proyek kelompok, dan sumber daya tambahan yang mendukung proses pembelajaran. Dalam konteks peserta didik dengan kebutuhan yang beragam, sekolah perlu mengimplementasikan strategi pembelajaran yang inklusif dan memperhatikan kebutuhan khusus setiap murid.
Membangun lingkungan akademis yang positif merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan sekolah yang efektif dan mendukung perkembangan optimal murid. LIngkungan positif ditandai dengan kualitas pengajaran yang baik, motivasi belajar yang tinggi, dan kesempatan belajar yang luas.
Lingkungan Akademis:
-
Kualitas Pengajaran: Efektivitas dan profesionalisme guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
-
Motivasi Belajar Siswa: Tingkat antusiasme dan minat siswa dalam belajar serta mencapai prestasi akademis.
-
Kesempatan Belajar: Akses siswa terhadap berbagai sumber daya pendidikan dan kesempatan untuk berkembang
Berikut beberapa teori psikologi dan pendidikan yang memberikan landasan kuat untuk menciptakan lingkungan akademis yang positif:
Teori Motivasi:
Teori motivasi menjelaskan faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan perilaku manusia. Beberapa teori motivasi yang relevan dengan pendidikan meliputi:
-
-
Teori Kebutuhan: Teori ini menyatakan bahwa manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti kebutuhan akan rasa aman, cinta, dan harga diri. Lingkungan akademis yang positif harus memenuhi kebutuhan dasar siswa agar mereka dapat merasa termotivasi untuk belajar.
-
Teori Harapan: Teori ini menyatakan bahwa manusia termotivasi oleh harapan mereka untuk mencapai tujuan. Lingkungan akademis yang positif harus membantu siswa menetapkan tujuan yang realistis dan achievable, dan memberikan mereka dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
-
Teori Nilai: Teori ini menyatakan bahwa manusia termotivasi oleh nilai-nilai mereka, yaitu keyakinan mereka tentang apa yang penting dan benar. Lingkungan akademis yang positif harus membantu siswa mengembangkan nilai-nilai positif yang terkait dengan pembelajaran, seperti rasa ingin tahu, ketekunan, dan rasa ingin tahu.
-
Teori Belajar Sosial:
Teori belajar sosial menyatakan bahwa manusia belajar melalui observasi dan interaksi dengan orang lain. Lingkungan akademis yang positif harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari guru, teman sekelas, dan orang dewasa lainnya. Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa dan menciptakan budaya belajar yang kolaboratif dan suportif.
Teori Kecerdasan Emosional:
Teori kecerdasan emosional menyatakan bahwa kemampuan untuk mengelola emosi diri sendiri dan orang lain merupakan faktor penting dalam kesuksesan akademik dan sosial. Lingkungan akademis yang positif harus membantu siswa mengembangkan kecerdasan emosional mereka, seperti kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami emosi mereka, mengelola stres, dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain.
Teori Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa:
Teori pembelajaran yang berpusat pada siswa menyatakan bahwa siswa harus terlibat aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Lingkungan akademis yang positif harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka dan minat mereka. Guru harus bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing, dan membantu siswa untuk mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka sendiri.
Teori Pembangunan Karakter:
Teori pembangunan karakter menyatakan bahwa karakter merupakan faktor penting dalam kesuksesan akademik dan sosial. Lingkungan akademis yang positif harus membantu siswa mengembangkan karakter yang positif, seperti kejujuran, rasa hormat, dan tanggung jawab. Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa dan menanamkan nilai-nilai karakter yang penting dalam semua aspek kehidupan sekolah.
5. KEPEMIMPINAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
Iklim lingkungan belajar yang positif adalah hasil dari kepemimpinan yang efektif. Berikut adalah beberapa karakteristik dari iklim belajar yang positif dan bagaimana kepemimpinan sekolah mempengaruhinya:
1. Rasa Aman dan Nyaman
Lingkungan belajar yang positif adalah tempat di mana murid merasa aman secara fisik dan emosional. Kepemimpinan yang efektif menciptakan kebijakan dan praktik yang memastikan keamanan semua warga sekolah, termasuk perlindungan dari bullying dan diskriminasi. Ketika murid merasa aman, mereka lebih terbuka untuk belajar dan berinteraksi dengan teman sebaya.
2. Dukungan untuk Keberagaman
Pemimpin sekolah yang efektif menghargai dan merayakan keberagaman. Mereka mempromosikan inklusi dan kesetaraan di seluruh sekolah, memastikan bahwa semua murid, terlepas dari latar belakang mereka, merasa dihargai dan diterima. Program-program yang menghormati keberagaman budaya, bahasa, dan kebutuhan khusus menciptakan lingkungan di mana setiap murid dapat berkembang.
3. Partisipasi Aktif dan Keterlibatan
Dalam iklim belajar yang positif, murid terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Kepemimpinan yang baik mendorong metode pengajaran yang interaktif dan partisipatif, di mana murid dapat berkontribusi dan merasa dihargai atas pemikiran dan ide-ide mereka. Keterlibatan aktif ini meningkatkan motivasi dan kinerja akademik murid.
4. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Iklim belajar yang positif juga tercermin dalam kualitas pembelajaran yang tinggi. Kepala sekolah yang efektif memastikan bahwa kurikulum selalu diperbarui dan relevan dengan kebutuhan zaman. Mereka juga mendukung inovasi dalam metode pengajaran dan penggunaan teknologi, sehingga murid dapat belajar dengan cara yang paling efektif dan menyenangkan.
Kepemimpinan sekolah yang efektif adalah fondasi dari iklim lingkungan belajar yang positif. Dengan visi yang jelas, kolaborasi yang erat, komitmen terhadap kualitas pembelajaran, dan dukungan emosional, kepala sekolah dan timnya dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal semua murid. Lingkungan belajar yang positif tidak hanya meningkatkan prestasi akademik, tetapi juga membangun karakter dan kompetensi murid untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, sekolah benar-benar menjadi tempat yang membangun generasi penerus bangsa yang cerdas, tangguh, dan berintegritas.
Penguatan Teori
Kepemimpinan sekolah yang efektif merupakan elemen kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pemimpin sekolah yang efektif harus mampu menciptakan lingkungan yang adil dan konsisten, mengkomunikasikan visi dan misi sekolah dengan jelas, serta memberdayakan guru dan staf untuk mencapai tujuan bersama.
Berikut ini adalah teori-teori kepemimpinan yang relevan dengan praktik di satuan pendidikan:
- Teori Keadilan Organisasi:
Teori ini menyoroti pentingnya persepsi keadilan dalam lingkungan organisasi, termasuk sekolah. Greenberg mengemukakan bahwa keadilan distributif, prosedural, dan interaksional dapat mempengaruhi kepuasan dan kinerja individu. Iklim sekolah yang adil dan transparan dalam penerapan kebijakan dan hubungan interpersonal dapat meningkatkan keterlibatan dan kepuasan siswa serta staf.
- Teori Transformasional:
Teori transformasional menekankan pada kemampuan pemimpin untuk menginspirasi, memotivasi, dan memberdayakan guru dan staf sekolah untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas untuk sekolah dan mampu mengkomunikasikannya dengan efektif kepada semua pihak. Mereka juga membangun hubungan yang positif dengan guru dan staf, dan menciptakan budaya sekolah yang kolaboratif dan suportif.
- Teori Kepemimpinan yang Berbasis Nilai:
Teori kepemimpinan yang berbasis nilai menyatakan bahwa pemimpin yang efektif harus memiliki nilai-nilai yang kuat dan jelas. Nilai-nilai ini harus menjadi dasar bagi semua keputusan dan tindakan pemimpin. Pemimpin yang efektif harus mampu menginspirasi guru dan staf untuk mengikuti nilai-nilai ini dan membangun budaya sekolah yang berintegritas dan etis.
- Teori Kepemimpinan yang Berpusat pada Guru:
Teori kepemimpinan yang berpusat pada guru menekankan pada pentingnya melibatkan guru dalam pengambilan keputusan dan proses kepemimpinan lainnya. Pemimpin yang efektif harus memberikan guru otonomi dan tanggung jawab untuk mengembangkan program dan praktik terbaik di kelas mereka.
Sekolah merupakan tempat di mana murid menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman, suportif, dan inklusif di mana semua siswa dapat berkembang dan mencapai potensinya secara maksimal.
Kesejahteraan dan dukungan di sekolah tidak hanya tentang memenuhi kebutuhan dasar murid agar mereka dapat belajar secara efektif di sekolah tapi ini juga tentang menyediakan layanan dan program yang membantu siswa untuk berkembang secara sosial, emosional, dan akademis.
- Kebijakan dan Prosedur yang Mengakomodasi Kebutuhan Belajar Peserta Didik yang Beragam
Sekolah yang inklusif memiliki kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan belajar yang beragam dari semua siswa. Ini termasuk kebijakan untuk mendukung murid dengan disabilitas, kebijakan anti-diskriminasi, dan prosedur untuk menyediakan dukungan tambahan kepada siswa yang membutuhkannya. Dengan adanya kebijakan yang inklusif, semua siswa merasa didukung dan dihargai, sehingga mereka dapat merasa aman untuk belajar dan berkembang. - Pelaksanaan Program bagi Pendik dan Orang Tua/Wali
Untuk mendukung keberhasilan murid dalam lingkungan belajar yang inklusif, sekolah juga harus melaksanakan program-program yang dirancang khusus untuk mendukung pendidik dan orang tua/wali. Ini termasuk pelatihan dan pengembangan profesional untuk guru dalam mendukung kebutuhan belajar yang beragam, serta program komunikasi dan konseling untuk orang tua/wali agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka. Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung. - Penyediaan Layanan dan Program Pendukung
Sekolah yang inklusif juga menyediakan berbagai layanan dan program pendukung untuk membantu siswa dalam berkembang secara sosial, emosional, dan akademis. Ini termasuk layanan konseling, program mentoring, dan dukungan tambahan dalam kelas untuk siswa yang membutuhkannya. Dengan adanya layanan dan program ini, semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk sukses di sekolah dan meraih potensi mereka yang penuh.
TULISAN 1: INKLUSI DAN IKLIM LINGKUNGAN BELAJAR
Inklusi dalam pendidikan adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan belajar khusus, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang di sekolah reguler.
Pendekatan inklusi menekankan pada pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, suportif, dan ramah bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan mereka.
Pentingnya Inklusi pada Iklim Lingkungan Belajar:
Membangun iklim lingkungan belajar yang inklusif memiliki banyak manfaat bagi semua siswa, baik siswa dengan kebutuhan belajar khusus maupun siswa lainnya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa inklusi penting:
-
Meningkatkan Kesetaraan dan Keadilan: Inklusi memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, terlepas dari kemampuan atau kebutuhan mereka.
-
Meningkatkan Prestasi Belajar: Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar di lingkungan inklusif umumnya memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang belajar di kelas terpisah.
-
Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Emosional: Inklusi membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting, seperti empati, kerjasama, dan rasa hormat terhadap perbedaan.
-
Meningkatkan Kesadaran dan Penerimaan: Inklusi membantu meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap keragaman di antara siswa.
-
Mempersiapkan Siswa untuk Kehidupan Nyata: Inklusi membantu siswa mempersiapkan diri untuk hidup di dunia yang beragam dan inklusif.
Prinsip-Prinsip Utama Inklusi pada Iklim Lingkungan Belajar:
-
Semua siswa diterima dan dihargai.
-
Semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
-
Perbedaan dihargai dan dihormati.
-
Keragaman dilihat sebagai aset.
-
Semua siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Strategi untuk Menciptakan Iklim Lingkungan Belajar yang Inklusif:
-
Menciptakan Visi dan Misi yang Inklusif: Sekolah harus memiliki visi dan misi yang jelas tentang inklusi, dan semua pihak di sekolah harus memahami dan berkomitmen terhadap visi dan misi tersebut.
-
Mengembangkan Kebijakan dan Prosedur yang Mendukung Inklusi: Sekolah harus memiliki kebijakan dan prosedur yang mendukung inklusi, seperti kebijakan tentang aksesibilitas, akomodasi, dan penilaian.
-
Membangun Kapasitas Guru dan Staf: Guru dan staf harus dilatih dan didukung untuk mengajar secara efektif di lingkungan inklusif.
-
Melibatkan Orang Tua dan Komunitas: Orang tua dan komunitas harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tentang inklusi, dan mereka harus didukung untuk memainkan peran aktif dalam pendidikan anak-anak mereka.
-
Memantau dan Mengevaluasi Kemajuan: Sekolah harus memantau dan mengevaluasi kemajuan inklusi secara berkala, dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua siswa mencapai potensi penuh mereka.
Kesimpulan:
Inklusi adalah komponen penting dari pendidikan yang berkualitas. Dengan menciptakan iklim lingkungan belajar yang inklusif, sekolah dapat membantu semua siswa mencapai potensi penuh mereka dan berkembang menjadi individu yang sukses dan berkontribusi bagi masyarakat.
TULISAN 2: Sekolah Inklusif Tunas Harapan:
Menciptakan Surga Belajar yang Mendukung Semua Murid
Di tengah hiruk pikuk kota yang ramai, Sekolah Inklusif Tunas Harapan berdiri kokoh sebagai oase bagi para muridnya. Didirikan dengan visi untuk membangun lingkungan belajar yang inklusif dan suportif, Tunas Harapan telah menjadi teladan dalam mewujudkan kesejahteraan dan dukungan bagi seluruh muridnya.
- Filsafat Kolaboratif: Menjalin Kekuatan Bersama
Sejak awal, Tunas Harapan berlandaskan filosofi kolaborasi. Keyakinan bahwa kesejahteraan dan dukungan di sekolah hanya dapat diraih melalui kerja sama yang erat antara seluruh pemangku kepentingan menjadi fondasi utama. Para guru, staf, orang tua, dan komunitas bahu membahu dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang bagi semua murid. - Strategi yang Berpusat pada Murid: Memenuhi Kebutuhan Unik Setiap Individu
Tunas Harapan memahami bahwa setiap murid memiliki kebutuhan dan kemampuan yang unik. Oleh karena itu, sekolah ini menerapkan strategi pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru-guru di Tunas Harapan dilatih untuk mengenali gaya belajar dan kebutuhan individual setiap murid, sehingga mereka dapat merancang pembelajaran yang efektif dan engaging. - Membangun Budaya Positif: Menumbuhkan Rasa Hormat dan Saling Menghargai
Budaya positif menjadi pilar penting dalam mewujudkan kesejahteraan dan dukungan di Tunas Harapan. Sekolah ini aktif mempromosikan nilai-nilai seperti rasa hormat, saling menghargai, dan empati. Murid-murid didorong untuk saling membantu, bekerja sama, dan merayakan keberhasilan bersama. - Dukungan Holistik: Memenuhi Kebutuhan Akademik, Sosial, dan Emosional
Tunas Harapan memahami bahwa kesejahteraan murid tidak hanya terbatas pada performa akademik. Sekolah ini menyediakan berbagai program dan layanan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional murid-muridnya. Konselor sekolah, psikolog, dan staf lain siap membantu murid yang menghadapi berbagai tantangan, seperti masalah keluarga, kecemasan, atau bullying. - Kolaborasi dengan Orang Tua: Membangun Kemitraan yang Kuat
Tunas Harapan menjalin komunikasi yang terbuka dan aktif dengan orang tua murid. Orang tua dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, kegiatan sekolah, dan pengembangan rencana pembelajaran individual (PPI) untuk murid-murid mereka. Kolaborasi yang kuat ini memastikan bahwa murid mendapatkan dukungan yang konsisten dan holistik di lingkungan sekolah dan di rumah. - Kisah Inspiratif: Dampak Nyata pada Kehidupan Murid
Upaya Tunas Harapan dalam membangun kesejahteraan dan dukungan telah menghasilkan dampak positif yang nyata pada kehidupan murid-muridnya. Murid-murid di Tunas Harapan menunjukkan peningkatan motivasi belajar, rasa percaya diri, dan keterampilan sosial emosional. Mereka lebih berani untuk mengungkapkan pendapat, berkolaborasi dengan teman sebaya, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang positif.
Kesimpulan: Sebuah Model Inspirasi
Sekolah Inklusif Tunas Harapan merupakan contoh inspiratif dalam membangun kesejahteraan dan dukungan di sekolah. Filosofi kolaboratif, strategi pembelajaran yang berpusat pada murid, budaya positif, dukungan holistik, dan kolaborasi yang kuat dengan orang tua telah menjadi kunci keberhasilan sekolah ini. Kisah Tunas Harapan menjadi pengingat bahwa dengan komitmen dan kerja sama yang solid, setiap sekolah dapat menciptakan surga belajar yang kondusif dan suportif bagi semua muridnya.
Penguatan Teori
Bapak dan Ibu, kita semua sudah paham bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan dan keterampilan. Ini juga tentang mempersiapkan anak-anak untuk menjadi individu yang sehat, bahagia, dan sukses dalam hidup. Dalam hal ini, peran sekolah dalam membangun kesejahteraan dan dukungan bagi murid menjadi sangat penting.
Kesejahteraan dan Dukungan yang diberikan satuan pendidikan meliputi:
-
Program Kesejahteraan Siswa: Ketersediaan program yang mendukung kesejahteraan fisik dan mental siswa, seperti layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
-
Dukungan untuk Siswa dengan Kebutuhan Khusus: Ketersediaan dan kualitas dukungan bagi siswa dengan kebutuhan pendidikan khusus
Berikut ini adalah beberapa teori yang menjadi landasan pentingnya membangun kesejahteraan dan dukungan bagi murid.
- Teori Self-Determination: Memicu Motivasi untuk Belajar
Teori Self-Determination, yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan (1985), menjelaskan bagaimana tiga kebutuhan psikologis dasar - otonomi, kompetensi, dan keterhubungan - mempengaruhi motivasi intrinsik siswa. Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui:-
Otonomi: Memberikan siswa pilihan dan kontrol atas pembelajaran mereka, memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya dan minat mereka.
-
Kompetensi: Memberikan siswa kesempatan untuk mengalami kesuksesan dan mencapai tujuan belajar mereka, meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka.
-
Keterhubungan: Membangun hubungan yang positif antara siswa, guru, dan staf sekolah, menciptakan rasa kebersamaan dan dukungan.
-
Satuan pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip Self-Determination dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan produktif, di mana siswa termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi penuh mereka.
- Teori Kecerdasan Emosional: Membangun Keterampilan Penting untuk Kehidupan
Kecerdasan emosional, seperti yang dijelaskan oleh Daniel Goleman (xxxxx), mengacu pada kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi sendiri dan orang lain. Keterampilan ini sangat penting untuk kesuksesan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan.
Siswa dengan kecerdasan emosional yang tinggi:
-
-
Lebih mampu beradaptasi dengan situasi yang sulit dan mengatasi stres.
-
Membangun hubungan yang positif dengan teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainnya.
-
Membuat keputusan yang efektif berdasarkan emosi dan alasan.
-
Sekolah yang ingin membangun kesejahteraan dan dukungan dapat membantu siswa mengembangkan kecerdasan emosional dengan:
-
-
Mengajarkan mereka tentang emosi dan bagaimana mengenali emosinya sendiri dan orang lain.
-
Memberikan mereka strategi untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat.
-
Mendorong mereka untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang konstruktif.
-
- Teori Inklusi: Menciptakan Komunitas yang Inklusif dan Mendukung
Teori Inklusi menegaskan bahwa semua siswa, tanpa terkecuali, berhak untuk belajar dan berkembang di lingkungan sekolah.
Sekolah yang inklusif:
-
-
Menyambut dan menghargai semua siswa, terlepas dari latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan mereka.
-
Memastikan bahwa semua siswa memiliki akses ke kurikulum dan layanan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka.
-
Menciptakan budaya di mana semua siswa merasa aman, dihormati, dan diterima.
-
Penerapan inklusi di sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan dan dukungan bagi semua siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebih adil dan efektif.
7. BUDAYA SATUAN PENDIDIKAN YANG KUAT DAN BERKELANJUTAN
Budaya sekolah adalah fondasi dari lingkungan belajar yang kondusif dan suportif bagi semua siswa. Budaya ini terbentuk dari nilai-nilai, norma, tradisi, dan kegiatan yang dianut dan dipraktikkan di sekolah. Dalam budaya sekolah yang positif, setiap individu merasa didukung, dihargai, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Budaya Sekolah yang Positif dapat:
- Meningkatkan Motivasi Siswa
Budaya sekolah yang positif memberikan dorongan bagi murid untuk mencapai yang terbaik. Dengan adanya lingkungan yang mendukung, murid merasa termotivasi untuk belajar, mengembangkan minat mereka, dan mengejar tujuan akademik dan pribadi mereka. Ketika murid merasa didukung dan dihargai, motivasi mereka untuk belajar dan berkembang meningkat secara signifikan. - Membangun Rasa Kebersamaan
Budaya sekolah yang positif juga mempromosikan rasa kebersamaan di antara murid, guru, dan tenaga kependidikan. Dengan adanya hubungan yang baik dan saling mendukung, murid merasa sebagai bagian dari komunitas yang peduli dan berempati. Mereka belajar untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan merayakan keberagaman, yang semuanya merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sosial dan profesional. - Mendorong Pencapaian Akademik dan Karakter
Budaya sekolah yang positif tidak hanya bertujuan untuk mencapai hasil akademik yang tinggi, tetapi juga untuk membentuk karakter siswa yang kuat dan berintegritas. Melalui nilai-nilai yang dianut dan dipraktikkan di sekolah, seperti integritas, kerja keras, dan kerjasama, siswa belajar untuk menjadi individu yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan
Budaya sekolah yang kuat dan berkelanjutan merupakan fondasi penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi murid. Fondasi budaya sekolah yang kuat ini dibangun di atas nilai-nilai dan norma yang positif. Nilai-nilai ini menjadi kompas moral bagi seluruh warga sekolah dalam memandu perilaku dan interaksi antar individu.
Budaya Sekolah:
- Nilai-nilai dan Norma Sekolah:
Mengadopsi dan menanamkan nilai-nilai positifi di lingkungan belajar bukan hanya tentang mencantumkan poster atau buku panduan sekolah. Diperlukan aksi nyata dan konsisten dari semua pihak termasuk guru, tenaga kependidikan, dan orang tua. Beberapa strategi yang dapat diterapkan seperti integrasi nilai-nilai sekolah dalam diskusi di kelas, menciptakan sistem penghargaan dan konsekuensi. - Tradisi dan Kegiatan Sekolah:
Tradisi dan kegiatan sekolah merupakan cara yang efektif untuk memperkuat rasa komunitas dan kebersamaan di antara warga sekolah.
Berikut ini adalah beberapa teori yang menjadi landasan pentingnya membangun budaya sekolah:
- Abraham Maslow
menyatakan bahwa individu memiliki hierarki kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai aktualisasi diri. Dalam konteks sekolah, kebutuhan dasar seperti rasa aman (safety needs) dan kebutuhan sosial (belongingness needs) harus terpenuhi sebelum siswa dapat fokus pada prestasi akademis dan pengembangan diri (self-actualization). - Teori Pembelajaran Bermakna, David Ausubel memahamkan guru, murid dan orang tua jika kita mengerti makna maka akan mudah menerapkan aturan dan menumbuhkan kebutuhan akan rasa aman nyaman dan high tolerant. Mendukung teori kognisi dan meng highlight pada point mempertahankan makna sehingga menjadi karakter dan hal itu penting di pembangunan di iklim sekolah.
- Teori Pengembangan Organisasi:
Teori ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan suportif. Ini termasuk menyediakan sumber daya yang memadai untuk guru dan staf, menciptakan struktur dan proses yang jelas, serta mendorong komunikasi yang terbuka dan jujur.
Sumber: LMS BAN PDM
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
DOKUMEN ATAU BUKTI FISIK YANG DISIAPKAN SEKOLAH/MADRASAH, BUKTI PER BUTIR PADA AKREDITASI TAHUN 2024
DOKUMEN ATAU DOKUMENTASI YANG DISIAPKAN SEKOLAH/MADRASAH BUKTI PER BUTIR SESUAI PANDUAN AKREDITASI TAHUN 2024 Dokumen atau dokumentasi apa saja yang dapat digunakan untuk mencari
KUMPULAN MATERI KURIKULUM MERDEKA DAN CONTOH-CONTOH FORMAT
Kurikulum Merdeka hadir sebagai angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia, membawa semangat baru untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih merdeka dan bermakna bagi seluruh peserta di
BUKTI FISIK DAN CONTOH DESKRIPSI KINERJA ASESOR (DKA) BAN PDM
Apa itu Deskripsi Kinerja Asesi? Deskripsi Kinerja Asesi merupakan penjabaran tentang kinerja layanan Anda sesuai dengan butir yang diukur. Dalam menjelaskan kinerjanya, Anda dapat me
Percakapan Coaching dengan TIRTA
Untuk membantu coach dalam melakukan sebuah percakapan coaching yang efektif dan bermakna, Kita akan mengacu pada sebuah alur percakapan coaching yang ters
MATERI SOSIALISASI AKREDITASI DAN KUMPULAN MATERI PELATIHAN AKREDITASI TAHUN 2024
Akreditasi Bukan Sekadar Branding Akreditasi adalah akuntabilitas publik. Satuan pendidikan sebagai lembaga layanan publik harus accountable kepada publik. Karena harus accountable
CONTOH KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN (KSP) TAHUN 2024 DAN PANDUAN PENYUSUNAN KSP
Mengapa Perlu Menyusun KSP? Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan memiliki fungsi utama sebagai dokumen hidup yang membantu satuan pendidikan menyelenggarakan p
SK AUTOMASI AKREDITASI S-M 2024 Tahap 2
PENETAPAN KEDUA HASIL AUTOMASI AKREDITASI SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2024KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN PEND
INSTRUMEN AKREDITASI TAHUN 2024 DAN PANDUAN PANDUANNYA
Assalaamu'alaikum Wr. wbSahabat Akreditasi Berikut ini:1. Salinan Kepmen No. 246/O/2024 tentang Instrumen Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menenga
Permendikbudritsek Nomor 25 Tahun 2024 Tentang Ketentuan Pemenuhan Beban Kerja Guru Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
Permendikbudritsek Nomor 25 Tahun 2024 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah diterbitkan dengan pertimbangan: a) bahwa Peraturan Menteri Pendidikan dan
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM SEKOLAH YANG DICITA-CITAKAN
Model Kompetensi KS Perdirjen 7327/2023 1. Kompetensi Kepribadian Kemampuan Kepala Sekolah dalam menunjukkan kualitas diri melalui kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk be
Sekolah yang Kita Cita-Citakan
Uraian ini diharapkan dapat membantu semua pihak dalam memahami gambaran sekolah yang diperlukan untuk membangun kompetensi dan karakter anak-anak kita, sehingga dapat dijadikan aspiras
DOWNLOAD DOKUMEN PANDUAN-PANDUAN KURIKULUM MERDEKA EDISI REVISI 2024
Berdasarkan regulasi Terbaru yakni: Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2024/2025
DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2024/2025 Kalender pendidikan adalah sebuah jadwal yang ditetapkan oleh pihak pendidikan, seperti sekolah atau lembaga p
MATERI PELATIHAN TRANSISI PAUD-SD YANG MENYENANGKAN TAHUN 2024
Materi Pelatihan Transisi PAUD-SD Tahun 2024 UNDUH PANDUAN PEMETAAN KEMAMPUAN PONDASI DISINI UNDUH MODUL KEMAMPUAN PONDASI DISINI UNDUH MATERI PPT KEMAMPUAN PONDASI DISINI
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PAUD, DIKDAS, DAN PENDIDIKAN MENENGAH PADA KURIKULUM MERDEKA TAHUN 2024 SERTA KOMPETENSI DAN TEMA PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA TAHUN 2024
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR 032/H/KR/2024 TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIK
KENALI INSTRUMEN AKREDITASI DASMEN 2024
Instrumen akreditasi 2024 Asesmen kinerja satdik dalam menyediakan layanan yang berkualitas Bagi kami, satuan pendidikan menjadi berkualitas apabila terdapat perilaku/kondisi yang be
PENGUMUMAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI PERPINDAHAN JABATAN DARI JABATAN FUNGSIONAL GURU KE JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH
Berdasarkan hasil keputusan rapat penetapan kelulusan peserta Uji Kompetensi Perpindahan Jabatan (UKPJ) dari Jabatan Fungsional (JF) Guru ke Jabatan Fungsional (JF) Pengawas Sekolah pad
PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL GURU, JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH, JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR, DAN JABATAN FUNGSIONAL PENILIK
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional (JF), instansi pembina memiliki tugas dia
Program Perencanaan Pendampingan Pengawas Sekolah pada Satuan Pendidikan Tahun 2024
Berdasarkan Perdirjen nomor 4831 tahun 2023 tentang peran pengawas sekolah dalam implementasi kebijakan merdeka belajar pada satuan pendidikan, terdapat empat tahan pendampingan pengawa
OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH MELALUI PMM
Dengan disahkannya Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 7607/B.B1/HK.03/2023 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah mela
PENETAPAN KELULUSAN PESERTA PELATIHAN ASESOR BAN-PDM UNTUK PERANGKAT AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2024 TAHAP KEDUA
Keputusan Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah Nomor: 089/BAN-PDM/SK/2024 Tentang Penetapan Kelulusan Peserta Pelatihan A
Telaah dan Penggalian Data Instrumen Penilaian Prasyarat Akreditasi (PPA) PAUD
Penilaian Prassyarat Akreditasi (PPA) dan Klasifikasi Permohonan Akreditasi (KPA) Kebijakan Penilaian Prasyarat Akreditasi (PPA) dan Klasifikasi Permohonan Akreditasi (KPA)
Praktik Penulisan Catatan Butir dan Penjelasan Hasil Akreditasi (PHA)
TUGAS ASESOR DALAM PENULISAN CATATAN PERBUTIR DAN PHA Dalam kegiatan Visitasi, Asesor bekerja layaknya “Wartawan, Reporter, atau Jurnalis,” yang bertugas untuk memotret p
CONTOH UCAPAN SELAMAT IDUL FITRI 1445 H TAHUN 2024
Di hari yang fitri ini, mari kita sucikan hati dan jiwa, bersihkan diri dari dosa dan khilaf. Semoga amalan Ramadan diterima Allah SWT dan kemenangan ini membawa berkah bagi kita semua.
KEBIJAKAN BAN PDM
Kebijakan Badan Akreditasi Nasional (BAN) PaudD Dsar dan Menengah (PDM) Oleh Totok Suprayitno (Ketua BAN PDM) Tujuan Pendidikan adalah Keberdayaan Anak di Masa Depan Apa
PENGEMBANGAN KOMUNITAS BELAJAR (KOMBEL)
Konsep Komunitas Belajar Dalam Kurikulum Merdeka Sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik lainnya yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi p
Model Kompetensi Pengawas Sekolah
Latar Belakang Dalam rangka mendukung implementasi kebijakan Merdeka Belajar, Pengawas Sekolah harus mampu mendampingi satuan pendidikan dalam melaksanakan transformasi pembelajaran
KISI-KISI DAN CONTOH SOAL UJI KOMPETENSI
Silakan di Download Kisi-kisi dan contoh soal Uji Kompetensi UNDUH DISINI YAA
CARA MENGGANTI RHK PENGEMBANGAN KOMPETENSI
LANGKAH-LANGKAH MENGGANTI RHK PENGEMBANGAN KOMPETENSI 1. Login Ke PMM 2. Klik Pengelolaan Kinerja 3. Klik Kumpulkan pada Pengembangan Kompetensi 4. Klik Ubah Rencana Hasil
Panduan Model Kompetensi Pengawas Sekolah
Panduan Operasional Model Kompetensi Pengawas Sekolah Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, pengawas sekolah termasuk dalam kategori tenaga kependidikan. Berdasarkan ketentua
Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
Dalam rangka mendukung sistem meritokrasi dalam pengangkatan kepala sekolah dan pengawas sekolah, diperlukan suatu sistem pengangkatan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang akuntabel
Pedoman OSN, O2SN, FLS2N SMP/MTs/Sederajat Tahun 2024
Kegiatan ajang talenta merupakan wahana aktualisasi unjuk prestasi peserta didik, yang juga menjadi momentum untuk menemukenali anak-anak berbakat atau yang mempunyai potensi ta
Layanan Kenaikan Pangkat Tahun 2024
Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 04 Tahun 2023 tentang Periodisasi Kenaikan Pangkat PNS dan Surat Edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 16
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru Untuk Atasan
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru Untuk Pengguna: Kepala Sekolah atau Jabatan Yang Menyerupai Pengelolaan kinerja di PMM adalah alat bantu yang memudahkan guru menentukan s
PENGUMUMAN HASIL AKREDITASI S/M TAHUN 2023 TAHAP 3
PENGUMUMAN HASIL AKREDITASI S/M TAHUN 2023 TAHAP 3 Masyarakat perlu memperoleh informasi tentang status dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah. Untuk itu, BAN-S/M dan BAN-S/M
Panduan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Penyesuaian Angka Kredit Integrasi (SIPAKIN)
LATAR BELAKANG“Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional, dan
Peran Pengawas Sekolah dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Pada Satuan Pendidikan
Peraturan Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Nomor 4831/B/Hk.03.01/2023 Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek tertanggal 11 Agustus 2023 mengel
PENETAPAN KESATU HASIL AKREDITASI S/M TAHUN 2023.
Masyarakat perlu memperoleh informasi tentang status dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah. Untuk itu, BAN-S/M dan BAN-S/M Provinsi perlu mengumumkan hasil akreditasi sekolah/madras
DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Kalender pendidikan adalah sebuah jadwal yang ditetapkan oleh pihak pendidikan, seperti sekolah atau lembaga pendidikan, untuk mengatur dan menginformasikan tentang acara-acara penting
PENETAPAN HASIL AKREDITASI S/M TAHUN 2023.
Masyarakat perlu memperoleh informasi tentang status dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah. Untuk itu, BAN-S/M dan BAN-S/M Provinsi perlu mengumumkan hasil akreditasi sekolah/madras
UNDUH CONTOH SOAL UJI KOMPATENSI PENGAWAS SEKOLAH
Pendahuluan tentang Uji Kompetensi Pengawas Sekolah adalah sebuah pengantar untuk memahami pentingnya uji kompetensi tersebut dalam konteks pendidikan. Uji kompetensi pengawas sekolah m
KOMPETENSI COACHING UNTUK PENGAWAS SEKOLAH
Definisi Coaching Coaching adalah Kemitraan dengan individu dalam suatu proses kreatif, dengan tujuan memaksimalkan potensi pribadi dan profesionalnya Coaching adalah proses di mana s
Transformasi Tugas Pengawas Sekolah
MERDEKA BELAJAR merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. PER
LANGKAH-LANGKAH COACHING KEPALA SEKOLAH OLEH PENGAWAS SEKOLAH
TUJUAN COACHING KEPALA SEKOLAH OLEH PENGAWAS SEKOLAH Tujuan coaching Pengawas Sekolah kepada Kepala Sekolah adalah mendampingi Kepala Sekolah mendiskusikan isu-isu praktik kepemimpinan
PERAN PENGAWAS SEKOLAH DAN KURIKULUM MERDEKA
Ada 5 peran yang bisa dilakukan oleh Pengawas dalam implementasi kurikulum merdeka, yaitu 1. FasilitatorPengawas memiliki peran dalam implementasi kurikulum merdeka sebagai fasil
UJI KOMPETENSI KENAIKAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN PENGAWAS SEKOLAH
Apa Itu Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang (UKKJ) Jabatan Fungsional Guru dan Pengawas Sekolah? Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang (UKKJ) Jabatan Fungsional Guru dan Pengawas Sekolah merupak
PENETAPAN HASIL AKREDITASI S/M TAHAP 1, 2, dan 3 TAHUN 2022.
PENGUMUMAN HASIL AKREDITASI S/M TAHUN 2022. RASIONAL Masyarakat perlu memperoleh informasi tentang status dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah. Untuk itu, BAN-S/M dan BAN-S/M Pro
MATERI PERMENPANRB NOMOR 1 TAHUN 2023 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
Hal penting yang perlu diketahui bahwa PermenPANRB No. 16 Tahun 2009 dan Nomor 21 Tahun 2010 yang mengatur Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya bagi Guru dan Pengawas Sekola
JUKNIS PENULISAN IJAZAH TAHUN 2023
Ijazah adalah sertifikat pengakuan atas prestasi belajar dan kelulusan dari suatu jenjang pendidikan formal atau pendidikan nonformal. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidi
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGAWAS SEKOLAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Apar