Dokumen Petunjuk Teknis Pelatihan Pembelajaran Mendalam (PM) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Nomor 13/B/HK.03.01/2025) bertujuan memberikan panduan pelaksanaan pelatihan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM). Berikut adalah ringkasan lengkap dan detail dari dokumen tersebut:

I. Latar Belakang dan Tujuan

1. Latar Belakang
   • Permasalahan Mutu Pendidikan: Rendahnya literasi, numerasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) menjadi tantangan utama pendidikan di Indonesia.
   • Kebutuhan Transformasi: Pendekatan PM diperlukan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan global dengan kompetensi relevan.
   • Landasan Hukum:
     • UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
     • Permendikbud Ristek No. 25 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Pendampingan Satuan Pendidikan.
   • Tujuan PM: Menciptakan pembelajaran yang bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik.
2. Tujuan Pelatihan PM
   • Meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah dalam menerapkan PM.
   • Menyediakan panduan teknis bagi pelaksanaan pelatihan yang terstandar dan terukur.
   • Mendukung transformasi pendidikan melalui pengembangan profesionalisme tenaga pendidik.

II. Ruang Lingkup dan Peran Pemangku Kepentingan

1. Ruang Lingkup
   • Pelatihan PM mencakup penyiapan, pelaksanaan, evaluasi, penjaminan mutu, pendanaan, dan pelaporan.
   • Sasaran pelatihan adalah guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, dan Pendidikan Nonformal (PNF).
2. Peran Pemangku Kepentingan
   • Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru: Merumuskan kebijakan, mengoordinasikan pelatihan, dan menjamin mutu.
   • Unit Pelaksana Teknis (UPT): Melaksanakan pelatihan, menyiapkan kontrak kerja sama, menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan melaporkan hasil.
   • Pemerintah Daerah dan Lembaga Lain: Mengalokasikan pendanaan dan berkoordinasi dengan UPT.
   • Narasumber dan Pengajar: Memfasilitasi pelatihan, menyusun materi, dan memberikan umpan balik.
   • Peserta (Guru, Kepala Sekolah, Pengawas): Mempelajari modul, mengikuti diskusi daring, dan menyusun tugas.

III. Alur Program Pelatihan PM

Pelatihan PM terdiri dari empat tahap utama:

1. Penyiapan: Penyusunan modul, penetapan peserta, pengajar, dan admin, serta pengelolaan LMS (Learning Management System).
2. Pelaksanaan: Pelatihan daring (asinkronus) dan luring (tatap muka) melalui kegiatan IN-1, ON, dan IN-2.
3. Evaluasi dan Penjaminan Mutu: Mengevaluasi proses dan hasil pelatihan untuk memastikan standar mutu.
4. Pelaporan: Mendokumentasikan hasil pelatihan untuk pertanggungjawaban dan perbaikan berkelanjutan.

Gambar 1: Alur Program Pelatihan PM

• Penyiapan → Pelaksanaan → Evaluasi dan Penjaminan Mutu → Pelaporan.

IV. Penyiapan Pelatihan PM

1. Desain Program
   • Menggunakan model flipped learning: Pembelajaran mandiri daring diikuti sesi tatap muka.
   • Struktur program meliputi Materi Umum (kebijakan dan orientasi), Materi Inti (prinsip PM, perencanaan, asesmen, inkuiri kolaboratif), dan Materi Penunjang (strategi mengajar, simulasi, evaluasi).
   • Total jam pelajaran (JP):
     • Guru: 60 JP (IN-1: 46 JP, IN-2: 32 JP, ON: 120 JP).
     • Kepala Sekolah: 60 JP (IN-1: 46 JP, IN-2: 32 JP, ON: 120 JP).
     • Pengawas Sekolah: 60 JP (IN-1: 40 JP, IN-2: 32 JP, ON: 120 JP).
2. Modul Pelatihan
   • Modul Guru (Tabel 5): Fokus pada keterampilan fasilitasi diskusi, perencanaan pembelajaran, asesmen, dan inkuiri kolaboratif.
   • Modul Kepala Sekolah (Tabel 6): Fokus pada kepemimpinan pedagogis, kemitraan, lingkungan belajar, dan pemanfaatan digital.
   • Modul Pengawas Sekolah (Tabel 7): Fokus pada pendampingan kepala sekolah dan guru dalam implementasi PM.
3. Manajemen Pelatihan
   • Direktorat: Mengelola pendaftaran, akses LMS, tes awal/akhir, dan sertifikasi.
   • UPT: Menyiapkan kontrak kerja sama, RAB, dan lokasi pelatihan.
   • Admin PM: Mengelola kelas pelatihan di LMS.
   • Pengajar: Memfasilitasi pembelajaran dan memberikan umpan balik.
4. Persyaratan Peserta
   • Guru: Minimal S1/D-IV, pengalaman mengajar 2 tahun.
   • Kepala Sekolah/Pengawas: Memiliki pengalaman kepemimpinan/pendampingan.
   • Jumlah Peserta per Kelas: 10–35 orang, dengan pengajar 2–3 orang per kelas.
5. Penyiapan Pengajar
   • Pengajar berasal dari widyaiswara, dosen, praktisi pendidikan, atau tutor.
   • Mengikuti Bimtek/ToT untuk memahami substansi PM dan strategi mengajar orang dewasa.
   • Sertifikat diberikan kepada pengajar yang lulus (Format 6, 7, 10).

V. Pelaksanaan Pelatihan PM

1. Kegiatan IN-1 (Tatap Muka Awal)
   • Durasi: 5–6 hari (40–46 JP).
   • Fokus: Pengenalan PM, perencanaan pembelajaran, asesmen, dan inkuiri kolaboratif.
   • Jadwal Contoh (Tabel 8):
     • Guru: Kebijakan daerah, keterampilan fasilitasi, perencanaan, dan praktik refleksi.
     • Kepala Sekolah: Kepemimpinan pedagogis, kemitraan, dan pemanfaatan digital.
     • Pengawas: Strategi pendampingan dan inkuiri kolaboratif.
2. Kegiatan ON (Pendampingan di Satuan Pendidikan)
   • Durasi: 120 JP (3 bulan).
   • Kegiatan:
     • Pendampingan I, II, III: Observasi, refleksi, dan umpan balik di sekolah.
     • Open class: Berbagi praktik baik di 2–3 sekolah.
     • Tabel 14 (Guru) dan Tabel 18 (Pengawas): Rincian kegiatan seperti orientasi, berbagi hasil, dan perencanaan tindak lanjut (RTL).
3. Kegiatan IN-2 (Tatap Muka Lanjutan)
   • Durasi: 4 hari (32 JP).
   • Fokus: Evaluasi dampak PM, ajang berbagi praktik, dan penyusunan RTL.
   • Kegiatan: Talk show, presentasi bukti implementasi, dan refleksi kolektif.
4. Tugas Peserta
   • Mempelajari modul di LMS.
   • Mengikuti diskusi daring.
   • Menyusun dan mengunggah tugas, seperti portofolio dan RTL.

VI. Evaluasi dan Penjaminan Mutu

1. Evaluasi
   • Instrumen: Tes awal/akhir, portofolio, observasi, dan umpan balik peserta (Format 11).
   • Kriteria Kelulusan: Kehadiran, penyelesaian tugas, dan pencapaian kompetensi.
   • Peserta yang tidak memenuhi kriteria dinyatakan tidak lulus.
2. Penjaminan Mutu (Gambar 6)
   • Penyiapan: Memastikan modul, pengajar, dan LMS siap.
   • Pelaksanaan: Monitoring proses pelatihan dan pendampingan.
   • Evaluasi dan Pelaporan: Mengevaluasi hasil dan menyusun laporan berkualitas.

VII. Pendanaan

1. Sumber Dana
   • Anggaran pemerintah pusat, daerah, atau lembaga lain.
   • Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan terkait Standar Biaya.
2. Ketentuan
   • Honorarium untuk kegiatan asinkronus di LMS tidak dibayarkan.
   • Biaya PNBP Fungsional disetorkan ke kas negara, sementara biaya lainnya diatur sesuai kontrak kerja sama (Format 1).

VIII. Pelaporan

1. Kerangka Laporan
   • Latar belakang, tujuan, hasil pelaksanaan, dan rekomendasi.
   • Disusun dalam format cetak dan digital, dikirim melalui tautan: https://s.id/LaporanPembelajaranMendalam.
2. Tujuan Pelaporan
   • Dokumentasi hasil pelatihan.
   • Pertanggungjawaban penggunaan anggaran.
   • Dasar perbaikan berkelanjutan.

IX. Penutup

Petunjuk teknis ini menjadi acuan bagi Direktorat, UPT, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan Pelatihan PM. Dengan pendekatan flipped learning, pendampingan terstruktur, dan penjaminan mutu, pelatihan ini diharapkan meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam menerapkan Pembelajaran Mendalam, sehingga mendukung transformasi pendidikan yang bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan.

Catatan Tambahan

• Dokumen ini menekankan pentingnya kolaborasi antarpihak dan pemanfaatan LMS untuk efisiensi dan aksesibilitas.
• Pendampingan pengawas sekolah (Modul IV) selaras dengan ringkasan sebelumnya, menitikberatkan pada pendekatan ORCA, SMART, dan Backward Design untuk mendukung implementasi PM di satuan pendidikan.

Selengkapnya Kepdijend Petunjuk Teknis Pelatihan Pembelajaran Mendalam (PM) bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas  Sekolah DAPAT DILIHAT DAN DIUNDUH DISINI